Bismillah..
Kini, 3 tahun yang lalu..
"Ketika mimpimu yg begitu indah, tak pernah terwujud, Saat kau berharap keramahan cinta tak pernah kau dapat, Ya sudahlah.."
Sebenarnya 1000x males untuk menuangkan ini semua.. sedikit demi sedikit ku kumpulkan kekuatan untuk menggerakkan jari-jariku. Kupasang earphone "Fix You" nya Coldplay mengalir deras pelan di gendang telinga. Aku berharap sebelum membaca kamu pun mengambil earphone untuk mendengarkan lagu ini.
"Tears stream down your face, when you lose something you cannot replace, Tears stream down your face, And I.." Fix You nya Coldplay seakan melambungkan pikiran ku jauh entah kemana.. setiap mendengarkan lagu ini entah kenapa secara refleks pikiran langsung tentang bayanganmu. banyak cerita yg kita jalani, tertawa, menangis, bercanda, berantem, curiga, cemburu dll. Mungkin dulu kita pernah bersama-sama mendengarkan lirik lagu ini dan tak pernah henti2nya dan tak pernah capek2nya dan tak pernah bosan2nya aku selalu bilang padamu dan mengajarimu mendoktrin-mu "going back to the start" seperti kata Coldplay dalam lagu Scientist.Â
Tapi bukan lagu itu yg menjadi kenangan antara kita.. kamu tau lagu apa yg pertama kali aku suruh kamu dengarkan.. Aku harap saat membaca ini kamu langsung paham dan tau dulu pertama kali dengan lagu ini aku mendapatkanmu.Â
I give my heart to you, I give my heart, Cause nothing can compare in this world to you. "Warmness on the soul oleh Avenged Sevenfold" lah yg menjadi lagu kita.. lagu pertama kali aku mendapatkanmu. tak perlu kujelaskan kapan dan dimana pertama kali aku mengenalnya. Kamu pasti ingat..
Hari ini aku ingat..
Hari saat kamu tidak bersamaku lagi. Ada jalan sunyi yg kau ambil, itu jalanmu, itu caramu.. Aneh! Aku tak menangis, Padahal aku masih mencintaimu. Aneh! Aku tak bersuara memanggil namamu, padahal aku masih sayang kamu. Aneh! Aku mengikuti mau mu, padahal hatiku pedih karena sikapmu. Bayangmu semakin menghilang, di sebuah persimpangan antara Fakta dan Ego. Aku tidak memanggilmu. Panggilan yang mesra sudah kamu hapuskan. dan aku cuma terduduk..
"Manakah cinta suci yang sangat murni, Sejati, Abadi sampai mati..?!"Â
Aku tahu kamu takut. Kamu bilang ingin menjaga perasaan supaya tak tersakiti lagi.. Logika apa yg kamu gunakan ? mana ada di dunia ini sesuatu hal yg ingin dicapai tanpa mengalami rasa sakit? apakah kamu tidak paham Proses atau memang kamu sengaja mencari-cari kesalahan untukku. Dulu 3 tahun yg lalu kita memulai nya dengan sebuah komitmen. Apapun halangannya, kendala, masalah, Pedih, Perih, akan kita hadapi bersama walaupun dengan ego masing2 kita mempertahankan prinsip dan cara kita mencari kebenaran adalah "Salah salah, Benar benar".
Aku tau teman2mu pasti akan marah kepadamu kalau engkau masih bersamaku. Tetapi apakah kamu tau kalo aku pun punya teman2 yg melarangku. saat itu terjadi aku sendiri yang berhak mengambil keputusan untuk tetap percaya padamu. Kamu berkata bahwa aku berubah, kamu ingin semuanya berjalan sesuai mau mu. Tapi tak sedikitpun aku berkata kamu berubah padaku. Aku percaya dengan cintamu. itu kamu tahu, aku tahu. Aku pernah selama tiga tahun mengunjungimu menemanimu bersamamu. Saat itu aku selalu berharap senyummu hadir hanya untukku. Tidak seperti sekarang, kamu hanya menyerahkan segalanya kepada waktu dan menghubung2kan Takdir.
Okelah, Tak masalah.. Mana jiwa fighting-mu, mana hati kerasmu, mana keteguhan prinsipmu, mana komitmenmu yg kita bangun.. Bukankah aku masih mencintaimu. Lagipula masih berhakkah aku marah-marah gak karuan? Kita sekarang cuma sepenggal kisah masa lalu.
Kadang, Aku pulang dengan memelankan laju mobilku. Kakiku melangkah menuju tempat pertama kali kita bertemu. sebuah meja kayu kursi kayu dan segelas kopi.. Jarak dari sini ke tempatmu cuma ratusan meter. tempat ini selalu mengingatkanku. Disini juga aku memulai.. Disini aku sering berharapmu. Lewat tempat ini pulalah aku memintas menuju pulang. Tempat ini banyak menyimpan sedih-suka-ku. Dan sekarang, disini juga aku membayangkan kepalamu bersandar di pundakku.Â
Mataku terpenjam meski tak perlu. Tak ada apa2 disini. Memejamkan mata atau tidak, tak ada bedanya. Aku mulai mencoba mengingat semua masa kita dengan terlebih dahulu menyebut namamu. Ada rasa cinta yang masih mengalir.. Dingin.. Perih.. Berombak-ombak.. Berontak lantas bermuara di dada.
Putus! Mulutmu mengeluarkannya. Biasanya aku cuma diam saja, tak pernah aku menjawab kata-kata Putus. Aku lebih memilih diam tak sepatah katapun walaupun kita tak bertegur sapa. Namun ini sudah kesekian kalinya terjadi antara kita. Aku pun sudah pernah mengatakan padamu Jangan pernah main-main dengan kata ‘Putus’ .bahkan yg terpedih-pun pernah kita lewati.  Pernah ku katakan.. bertemu baik-baik dan bilang langsung bila kita mau akhiri. Tapi, kali ini aku sedikit menerima sambil melihat sepatu yang kupakai.
Sayangku..
Aku tidak pernah bosan menunggumu menjadi dewasa.. Kamu tak mengijinkanku berbagi maaf denganmu. Sudah berapa kali aku bertengkar denganmu namun rupanya kamu dan aku belum sama-sama paham. Namun engkau salah sangka.. Kamu berpikir aku-lah yang tak mengerti denganmu.
Sayangku..
Kamu bahagia saat ini, kan? Senyum pipi chubby-mu menggembung.. Matamu membesar.. Mengisikan keceriaan akan jalan yg kau pilih. Mungkin ini benar katamu.. sudah jalannya dan mungkin pula benar kataku.. kamu mulai mencari yang lain untuk memulai cerita yang baru.Â
Aku bahagia juga buat kamu. tak terucap.. namun rasakan di hatimu.. Aku mengirim degup jantungku.. Sudah terasa-kah?
Mengertikah kamu, degup jantung kita sama. Degup jantung se-bahagia dirimu.. Aku tak berhak lagi menghalangi bahagiamu.. Kamu memang pantas bahagia setelah apa yang kamu alami.
Tak pernah terpikir olehku menyumpahimu meski kamu mengatakan Putus, karena aku memujamu. Tak pantas aku menyesali kepergianmu karena engkau selalu dekat dengan jiwaku.. Malam itu. Di tempat itu.. Aku meninggalkan lukaku.. Menguburnya di rerimbunan pohon gelap. Aku bangkit lagi.. Menyalakan mobil untuk pulang.Â
Aku masih menggigil menanti esok hari di dalam kamar. Suatu kesadaran menghampiri, mengatakan satu hal bahwa esok kamu tak pernah lagi mau menemuiku. Esok…kamu bukan milikku selamanya..Â
Sekarang tempat itu sudah tak pernah kudatangi lagi. Sebuah tempat.. Cintaku.. Sayangku.. Tempat kenangan, lukaku, hancurku, rinduku sudah tak berbekas. Manakala aku pulang melintas melewatinya di tempat itu, aku sudah tak dapat mengira dimana aku duduk saat itu.. Saat aku membayangkan terakhir kali kepalamu bersandar di pundakku. Entah aku lega atau tidak atas keputusan ini.. ketidaktahuan ini.
Aku menutup laptop.. Lagu "Fix You" nya Coldplay masih mengalun lirih..
Kata terakhir sudah aku tulis.. Kata perpisahan atau penyesalan untuk selama aku hidup di bumi. Aku sedikit mengantuk tanpa menguap, lantas kuhampiri kamar tidur Niar. Kepala mungilnya berpindah di lenganku sebagai bantal. Aku mendekatkan kepalanya. Menelusuri cinta-nya disana. Mata beningnya tak dapat kulihat. Sepasang kelopak menutupinya.. Bau susu memasuki hidungku.. Rupanya ia baru saja minum susu beberapa menit lalu sebelum tidur. Perempuanku memang cantik.. Satu-satunya yang setia memberikan kekuatan padaku sebagai teman kecilku tempat aku sharing hal-hal kecil.
Aku mencium keningnya.. tersenyum dan mendekatkan telinga kanannya pada bibirku, Bisikku kepadanya..
 Jika kamu besar nanti, maafkan lelakimu. Itu bukan untuk menunjukkan kelemahanmu tetapi kebesaran jiwa wanitamu. Lelaki memang tampak kuat, tetapi sebetulnya ia pengemis cinta di hadapan pasangan-nya. Pria adalah kelemahan yang menjadi kuat di dalam pelukanmu. Ia tak akan berdiri jika kamu tak mengulurkan tangan. Namun saat ia sudah berdiri dengan gagah, giliran lengannya yang menjadi sandaran tangismu. Ia payung dari hujan putus asa-mu. Dadanya akan membusung untuk menakut-nakuti lawanmu. Matanya akan jalang mengejar orang yang memerahkan lukamu. (iloveu always..)
Gadisku menguap.. Aku tak ingin mengganggunya. Kuletakkan lagi pelan-pelan kepalanya diatas bantal. Sebelum kupadamkan lampu, sekali lagi aku doa-kan untuk kebahagianmu. Lewat hembusan nafas.. Selamat tidur. Kamu adalah hal terindah dalam hidupku. Aku akan mengingatmu selalu..Â
iloveu Always..!!
Aku mencintaimu dengan segala kelemahanku
Aku menyanyangimu dengan berlagak kuat selalu
Kusebut namamu di setiap hari ulang tahunmu
Kukirim degup jantungku ini padamu
Kutata doa untuk Sang Mahakuasa
Maafkan aku telah menyakitinya
Jangan tulis dosaku atas rintihan air matanya
Hitunglah nafasku sebagai ganti nafas dia
Â
Temukan pada dirimu arti semua ini..
Mei, 2016 - Mineral7Amir
Â
Â
Fiksi..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H