Seperti diatas saya tuliskan, yang unik dari Mandiri Jogja Marathon untuk tahun ini, start dan finishnya berada di Candi Prambanan. Tentunya ini menjadi pengalaman unik tersendiri karena megahnya bangunan Candi ini. Buat mereka yang baru pertama kali ikutan, ini merupakan pemandangan tak biasa, terutama para turis asing yang mungkin baru pertama melihat Candi Prambanan.
Candi Prambanan adalah Candi Hindhu terbesar di Jawa Kuno yang di bangun oleh Rakai Pikatan sekitar tahun 850 Masehi, yang secara berkelanjutan di sempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Sambu. Candi Prambanan dibuat dan dipersembahkan untuk Trimurti. Yaitu 3 dewa utama dalam agama Hindu. Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wishnu sebagai Dewa pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai Dewa pemusnah.
Menurut prasasti Siwaghra, nama asli dari kompleks candi ini yaitu Siwagrha yang dalam bahasa sansekerta berarti Rumah Siwa. Dan memang pada ruang utamanya (garbagriha) pada candi ini, terdapat Arca Siwa Mahadewa setinggi 3 meter yang menunjukan bahwa Dewa Siwa adalah Dewa yang paling diutamakan.
b. Candi Plaosan
Selain melewati Candi Prambanan, pelari juga melewati Candi Plaosan yang pemandangannya tak kalah menarik. Melintasi Candi Plaosan akan menimbulkan kesan tersendiri. Selain karena bangunan candinya yang megah dan indah, lokasi candi yang berada ditengah persawahan juga menambah eksotisme tersendiri. Terlebih saat musim tandur karena banyak warga turun ke sawah untuk menggarap sawahnya.
Candi Plaosan berjarak sekitar 1.5 km dari Candi Prambanan. Candi Plaosan terbagi menjadi 2 yaitu Candi Plaosan Lor (utara) dan Candi Plaosan Kidul (selatan). Candi ini dikelilingi oleh parit berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 440 x 270 meter dengan lebar parit 10 meter, serta tingginya 2.5 meter. Di luar parit, Candi ini memiliki pagar keliling membentuk empat persegi panjang dengan ukuran 460 x 290 meter.
Berdirinya Candi Plaosan berawal dari kisah cinta Raja Rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya dan beragama Hindu, dengan Puteri Pramordhawardani dari dinasti Syailendra yang beragama Budha. Dimana kisah cinta keduanya banyak terjadi penolakan karena berbeda agama.
Sebagai wujud cinta dari Raja Rakai Pikatan pada kekasihnya, beliau membuat Candi ini. Candi ini juga sebagai wujud toleransi antar umat beragama. Meskipun Sang Raja beragama Hindu, ia tetap memberi kebebasan kepada warganya untuk menganut keyakinan yang berbeda. Dan menurut mitosnya, jika ada pasangan yang datang kesini, maka cintanya akan langgeng.
c. Monumen Taruna