Mohon tunggu...
Ami Prayogo
Ami Prayogo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan Pendidikan Khusus, Penulis

Pegiat sosial yang suka sharing. Konsultan pendidikan luar biasa / pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Bekerja menjadi pendidik di salah satu universitas swasta di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Memahami Peran Orang Tua yang Suportif di Sekolah Ramah Anak

13 Januari 2023   10:43 Diperbarui: 15 Januari 2023   01:28 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan Parenting di PAUD Salma UPT SPNF SKB Kota Yogyakarta

Sekolah sudah menjadi rumah kedua bagi anak-anak kita. Bagaimana tidak, mayoritas waktu yang dihabiskan anak-anak pada umumnya ya di sekolah, dan di rumah. 

Sekolah juga merupakan lingkungan micro bagi anak dalam tumbuh kembangnya. Di sekolah, anak  tidak hanya belajar akademik, tapi juga belajar bersosialisasi sebagaimana tuntunan norma yang berlaku dimasyarakat. Sehingga, mereka belajar menjadi pribadi yang dapat bersikap sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. 

Agar anak dapat belajar banyak hal di sekolah dengan perasaan yang merdeka dan bahagia,  sekolah haruslah menerapkan prinsip Sekolah Ramah Anak. 

Prinsip Sekolah Ramah Anak diantaranya ialah nondiskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, penjaminan hidup-kelangsungan hidup-dan perkembangan anak, penghormatan pada pandangan anak, dan pengelolaan yang baik. Secara khusus, sekolah yang non diskriminasi berarti sekolah mengakomodasi semua keberagaman yang ada di sekolah. Tidak membedakan-bedakan layanan pada semua siswa. 

Keberagaman yang seringkali ditemui di sekolah yakni keberagaman latar belakang sosial-ekonomi dan keberagaman tumbuh kembang anak. Secara sosial-ekonomi kita sudah sering mengetahui berbagai bentuk perbedaan setiap anak, dan ini sangat berkaitan dengan keadaan keluarga dimana mereka tinggal.

Nah, bagaimana dengan keberagaman tumbuh kembang? dalam keberagaman tumbuh kembang ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Pertama, semua anak memiliki pola / arah tumuh kembang yang sama, namun berbeda dalam kecepatannya. 

Kedua, setiap anak memiliki gaya belajar berbeda-beda sehingga pencapaian tugas perkembangannya juga berbeda-beda. 

Ketiga, setiap anak hidup dan betumbuh di lingkungan yang berbeda-beda, sehingga stimulasi yang diterima dari lingkungan sekitarnya pun berbeda. 

Keempat, terdapat hal-hal yang membuat tumbuh kembang anak mengalami kendala sehingga menimbulkan adanya kebutuhan khusus pada anak untuk dapat mandiri atau belajar. kebutuhan khusus ini bisa jadi temporer (dapat berkurang atau hilang setelah diberi intervensi) atau permanen (berdampak seumur hidup).  

Keragaman tumbuh kembang inilah yang tidak jarang menjadi topik pembicaraan di sekolah antara guru dan orang tua. hal ini dikarenakan setiap anak memiliki modalitas belajar,  gaya belajar, dan  kebutuhan khusus dalam belajar yang berbeda-beda. 

Memang, tidak mudah untuk menerapkan sekolah yang mengakomodasi berbagai keberagaman ini. Oleh karena itu, mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu adanya upaya kolaboratif sekolah-rumah (dalam hal ini orang tua / wali anak). 

Dalam rangka mewujudkan Sekolah Ramah Anak yang dapat mengakomodasi keberagaman tumbuh kembang anak,  PAUD Salma UPT SPNF SKB Kota Yogyakarta bersinergi dengan Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa untuk menyelenggarakan program parenting yang berjudul Peran Orang Tua dalam Menciptakan Sekolah Ramah Anak. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 6 September 2022  dari pukul 09.00 sampai 11.00 WIB secara tatap muka dengan 20 orang tua/wali di salah satu gedung SKB Kota Yogayakarta. 

Materi yang disampaikan oleh Muhaimi Mughni Prayogo, M.Pd. atau sering disapa dengan Bu Ami Prayogo pada dasarnya  menggali pemahaman awal orang tua/wali  terkait sekolah ramah anak dan berbagai keberagaman yang ada di dalamnya. Setelah itu, orang tua diajar berbagi pendapat dan tanya jawab tentang peran orang tua yang suportif terhadap keberagaman potensi anak. 

Bu Ami menjelaskan bahwa orang tua sangat penting perananannya di Sekolah Ramah Anak. Berdasarkan panduan yang telah diterbitkan oleh KPPA (2015), terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendukung terciptanya Sekolah Ramah Anak. 

Diantaranya ialah  orang tua menyekolahkan anak dengan sekolah terdekat tempat tinggal atau tempat bekerja orang tua, menyediakan waktu rutin untuk mendengarkan atau menanggapi curahan hati anak, meberikan dukungan materi non materi untuk tumbuh kembang anak, turut serta mengawasi keamanan-keselamatan-kenyamanan peserta didik di sekolah, proaktif terhadap berbagai program sekolah dan komunikasi yang intens dengan guru. 

dokpri
dokpri

Secara khusus, jika terdapat orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di sekolah, orang tua perlu bersikap terbuka pada oihak sekolah dengan memberikan informasi apa adanya terkait kondisi anak di rumah. 

Selain itu, orang tua juga perlu bersikap komunikatif terhadap pihak sekolah terkait berbagai keperluan program belajar yang inklusif. 

Orang tua juga perlu membuka diri untuk bergabung dalam kegiatan gathering, parenting, sosialisasi, dan sebagainya yang diselenggarakan di sekolah. 

dokpri
dokpri

Di sisi orang tua anak yang tidak berkebutuhan khusus, orang tua dapat berperan menciptakan Sekolah Ramah Anak dengan bersikap ramah dan memberikan dukungan pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dalam berbagai kegiatan. Orang tua dapat memberikan pemahaman pada anaknya untuk dapat berempati dan menghormati perbedaan. Dengan begitu, iklim sekolah yang toleran terhadap keberagaman dapat terwujud. 

dokpri
dokpri

Memang tidak mudah dalam tataran praktis untuk mewujudkan lingkungan ramah untuk semua anak di sekolah. Oleh karena itu pihak orang tua / wali siswa perlu sering mengkomunikasikan berbagai persoalan yang muncul dengan pihak sekolah untuk mencai solusi bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun