Boyolali (2021)-Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan berbagai sektor, salah satunya ekonomi. Menurut kajian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sekitar 94,69% UMKM mengalami penurunan penjualan. Apalagi, UMKM diketahui menjadi penyerap tenaga kerja terbesar dalam beberapa dekade ini menjadi sangat rentan dalam kondisi pandemi ini.
Adanya peluang untuk mengembangkan UMKM serta menghindari penurunan ekonomi yang lebih tajam mendorong Tim KKN Universitas Sebelas Maret Kelompok 106 menggelar Sosialisasi Pembuatan Jamu Empon-Empon dan Strategi Pemasaran di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali pada Minggu (14/02/2021).
Tim KKN UNS Kelompok 106 mengenalkan 2 produk yaitu Jahe Arum dan Jamu Imunitas Djampi. Jahe Arum merupakan jahe bubuk instan, sedangkan Jamu Imunitas Djampi merupakan jamu cair siap minum. Kedua produk ini dapat dibuat hanya dengan berbekal peralatan masak dan alat potong sederhana seperti blender untuk membantu menghaluskan bahan-bahan.
Bahan-bahan kedua produk ini biasa ditemui oleh masyarakat Indonesia seperti jahe, kunyit, kunyit putih, temulawak, asam jawa, gula merah, gula pasir, dan serai. Mudahnya memperoleh bahan ini menjadikan peluang untuk meningkatkan nilai jual dari masing-masing bahan.
Cara pembuatan Jahe Arum dan Jamu Imunitas Djampi juga mudah. Jahe Arum dibuat dengan mengkristalkan air perasan dari jahe yang sudah dihaluskan. Air perasan selanjutnya didiamkan untuk memisahkan air dengan sari pati jahe. Sari pati dipisahkan ke wajan dan ditambahkan 1 kilogram gula kemudian dipanaskan dengan api sedang dan diaduk selama kurang lebih 1 jam hingga berubah menjadi seperti karamel. Setelah itu, kecilkan api dan aduk kembali hingga memperoleh bubuk jahe.
Pentingnya produk secara visual dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam pemasaran produk jahe olahan rumahan ini. Penambahan stiker, bentuk botol, dan kemasan plastik menjadi penting untuk meningkatkan nilai jual. Perbedaan kemasan produk dilakukan untuk memberikan alternatif terhadap konsumen dalam memilih. Selain itu, penambahan stiker menjadi daya tarik tersendiri karena selain meningkatkan daya tarik produk, juga mengenalkan Brand dari produsen.
“Kemudahan memperoleh bahan, proses pembuatan, dan strategi pemasaran yang kami sampaikan, diharapkan menjadi solusi dalam meningkatkan ekonomi warga khususnya di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali” ujar Galang, Ketua Tim KKN UNS Kelompok 106.
Selain itu, sosialisasi ini disambut baik oleh warga Desa Donohudan sebagaimana “Kegiatan ini sangat membawa manfaat karena dapat menjadi alternatif dalam memperoleh pendapatan saat kondisi pandemik seperti ini” ungkap Ibu Atik, peserta sosialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H