Selama ini BMKG hanya menggunakan simulasi dengan sekitar 18000 skenario untuk memperkirakan terjadinya Tsunami. Metode ini tidak dapat merespon dengan cepat perubahan yang ada.Â
Pada Desember 2017 terjadi guncangan yang dirasakan oleh warga di pesisir selatan Jawa dan di Pangnadaran diumumkan peringatan dini Tsunami. Peringatan tersebut berlangsung selama kurang lebih tiga jam tanpa terjadinya Tsunami. Tanpa adanya buoy, BMKG tidak dapat memberikan peringatan yang cepat dan actual. Seperti yang terjadi pada Tsunami di selat sunda terjadi tiba-tiba tanpa adanya peringatan.
Mitigasi bencana masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah agar tidak menelan korban jiwa yang banyak. Kita sebagai masyarakat juga harus turut membantu dalam menjaga alat-alat deteksi bencana agar tidak rusak dan tidak dicuri.Â
Sudah saatnya Indonesia memiliki pusat penelitian untuk alat-alat deteksi bencana agar tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan luar negeri. Dengan demikian potensi bencana yang ada dapat diprediksi dan mengurangi korban jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H