Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Album Kenangan (2): Anak yang Shaleh

5 Mei 2022   03:58 Diperbarui: 5 Mei 2022   04:07 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Album Kenangan (2) : Anak yang Shaleh
Oleh aminuddin

Renungan Dua  ...

"Sikap dan perilaku anak seringkali mencerminkan suasana keluarga dimana ia dibesarkan. Pengalaman yang dirasakan anak akan membentuk perilakunya, baik pengalaman yang indah maupun pengalaman yang pahit.  Dan pengalaman buruk bisa memotivasi anak untuk berperilaku buruk. Karena itu, perilaku buruk janganlah dihadapi dengan perlakuan buruk juga. Namun,  hadapilah dengan perlakuan yang baik, karena anak akan belajar dari pengalaman yang dirasakannya."


MASA depan anak tergantung pada pola pengasuhan dan pendidikan yang ia terima.  Ini memiliki hubungan dengan beberapa faktor, seperti pembentukan budaya keluarga (ayah, ibu, saudara, saudari, paman, bibi dan seluruh kaum kerabat), lingkungan belajar, lingkungan masyarakat, lingkungan kerja, pemerintahan, kualitas dan kuantitas pengajaran.


Faktor-faktor ini mempunyai hubungan positif antara satu dengan yang lainnya. Dari setiap sisi, seluruh faktor itu bertanggung jawab atas pengajaran dan pendidikan manusia. 

Dari sudut pandang ini, tang gung  jawab ayah dan ibu terhadap  anaknya lebih penting dan melebihi yang lainnya. Tentunya ranan para ibu memiliki tempat yang khusus bagi dirinya. Karena akhlak dari anggota masyarakat berhubungan erat dengan akhlak para ibu.

Aktivitas etika, sosial dan budaya ibu sangat berdampak pada anaknya, dapat menjadikan anaknya itu seorang manusia yang madani dan maknawi ataupun sekadar ciptaan dan robot. Kekerasan-kekerasan, tidak perhatian dengan dasar-dasar etika sosial, dan pelanggaran-pelanggaran, banyak memiliki hubungan dengan pola pikir seorang ibu.


Suatu masyarakat dapat menjadi penuh cinta atau pun tanpa perasaan, beradab maupun biadab, semua itu bergantung pada individu-individu di dalamnya, yang menyerap warna perilaku dari ibu-ibu mereka.

Perdamaian dan peperangan jug erat kaitannya dengan keluarga, terutama ibu. Perlakuan seseorang terhadap keluarganya, baik kasar maupun penuh kasih sayang, amat tergantung pada peran sang ibu di masa kecilnya.


Salah satu kekhususan tanggung jawab ayah dan ibu adalah kebersamaan mereka sepanjang masa  kehidupan anak-anak mereka, yang cakupannya adalah masa sebelum kelahiran anak (yakni masa pemilihan pasangan, menetapnya sperma, masa penetrasi dan masa kehamilan), kelahiran serta  masa kecil anak-anak, baligh, remaja, perkawinan anak, dan pengawasan serta pemberian petunjuk (arahan) di masa perkawinan.

Di antara seluruh masa yang telah disebutkan, masa sebelum kelahiran adalah masa yang amat sensitif. Masa itu seperti batu bata pertama yang akan menjadi bangunan pedidikan yang jika diletakkan  tidak lurus dan benar maka  bangunan akan mengalami kerusakan yang sangat. Dan perbaikan bangunan seperti  ini sangatlah sulit dan pelik -- untuk tidak mengatakannya mustahil.

Oleh karena itu, pihak pertama yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak adalah ayah dan ibu. Hendaknya mereka sedini mungkin memberikan perhatian dalam pendidikan anak. Hendaklah para orang tua memiirkan pendidikan anak mereka agar anak-anak merekaini  menjadi orang-orang yang taat dan takut kepada Allah SWT.


Selain masalah gizi (makanan), penting juga bagi para orang tua untuk mengawasi dengan ketat apa-apa saja yang didengar dan dilihat -- yang masuk ke otak -- sang anak. Satu ucapan kotor dan pemandangan yang buruk sudah cukup menggelincirkan  serta memalingkan seorang anak dari jalan yang lurus.


Masa kanak-kanak memiliki peran yang luar biasa. Pendidikan yang benar dan salah adalah mata air pe ting bagi baik dan buruknya seluruh umur seseorang.  Seorang manusia selama hidupnya berbuat atas dasar akhlaknya sementara akhlak dan perilakunya terbentuk di masa kecilnya.


Dari minggu-minggu pertama kelahiran, saat-saat pemberian susu dan makanan, hari-hari dimana anak menjalani hidupnya dalam buaian kekerasan dan kekasaran atau pun cinta dan kasih sayang memberikan dampak kepada roh (jiwa) sang anak.

Jadi, hal penting yang harus diperhatikan bagi pendidikan anak yang shaleh adalah bahwa ayah dan ibu harus benar-benar menjaga perilaku mereka. Karena seluruh sikap dan ucapan mereka menjadi contoh bagi anak dan akan membentuk kepribadiannya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun