Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sadar Covid-19 dan Taat Prokes

11 April 2022   15:50 Diperbarui: 11 April 2022   16:07 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Perjuangan warga Bangladesh demi mudik lebaran. Foto: cnnindonesia.com

Kebijakan Ramadhan 2022

Sadar Covid-19 Taat Prokes
Oleh aminuddin

Apa pun itu, jika itu memang yang terbaik, tidak juga salah bila dituruti. Selagi bisa ditoleransi dan ditaati secara bersama-sama.

Seperti bukber. Pemerintah 'melarang'untuk ngobrol dan curber. Artinya, saat bukber kita memang harus serius dan fokus.

Memakan makanan buka puasa yang dihidangkan di atas meja.

Namun tentunya 'pelarangan' ini tidak serta merta membuat kita kaku dalam penerapannya.

Sebatas itu teguran, ajakan dan mengajak yang lain bukber tidak masalah.

Lain soal jika mulut mengunyah makanan, kita pun ngobrol kesana kemari.

Sedari kecil dulu kita diajarkan cara makan yang baik daan benar oleh orngtua kita.

Apa caranya?

Makan harus di meja makan. Sebelum makan membaca basmalah.

Saat makan tidak diperbolehkan terburu-buru dan mengeluarkan suara karena dapat mengganggu saudara dan orangtua kita yang juga makan.

Dan yang paling pokok adalah tidak mengobrol saat sedang makan. Makan ya makan.

Setelah makan, piring dan gelas bekas kita makan dicuci di tempat pencucian piring dan gelas.

Sebelum meninggalkan meja makan, kursi temat kita duduk tadi dirapikan, dikembalikan seperti semula.

Ajaran orangtua ini terus melekat hingga kini. Ibarat kata peribahasa, 'Kecil terbiasa, setelah besar terbawa-bawa.'

Bagaimana dengan vaksin booster bagi yang mau mudik lebaran?

Sejauh ini tidak masalah. Asal vaksinnya ada dan dipermudah pelaksanaan vaksinnya.

Artinya, kebijakan ini masih bisa ditoleransi asal diterapkan dengan penuh kesadaean yang tinggi.

Tentu pemerintah punya pertimbangan sendiri. Mengantisipasi penularan Covid-19, si pemudik wajib vaksin.

Dan yang paling penting, di saat mudik lebaran nanti para pemudik tetap konsisten menjaga dan taat pada protokol kesehatan (prokes).

Sebaiknya memang tidak melakukan kegiatan kumpul-kumpul yang berlebihan.

Misalnya, setiap saat kumpul bareng saat berada di kampung halaman.

Masalahnya, siapa yang menjamin dan mengawasi para pemudik ini untuk tetap taat pada prokes?

Mari kita sama-sama menjaga diri. Memproteksi diri itu penting.

Harus ada dari kesadaran sendiri.

Bukan orang lain, termasuk pemerintah.
 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun