Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Warga Lahat tak Selayaknya Hidup Miskin

29 Maret 2022   11:40 Diperbarui: 29 Maret 2022   11:55 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Jempol/Foto : steemit. com

Warga Lahat tak Selayaknya Hidup Miskin

Oleh aminuddin

ADA berita menarik hari ini, Selasa (29/3) di halaman 4 Sriwijaya Post, korannyo wong kito. 

Berita apakah itu kawan? 

Judulnya : 'Anggota DPRD Malu Banyak Warga Miskin. '

Dimana? 

Di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Ceritanya begini... 

Saat berbicara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Sekda Lahat, Chandra SH, MM beserta sejumlah OPD dan Kepala BPS setempat di ruang sidang utama DPRD Lahat, Sutra Imansyah me ngaku malu melihat Lahat saat ini. 

"Kami malu sebagai anggota DPRD melihat kondisi ini. Jadi apa yang sudah dikerjakan, " tanya anggota dewan Lahat ini. 

Politisi Gerindra Nopran Marjani malah mempertanyakan eksyen pemerintah un tuk menurunkan angka kemiskinan. 

"Cari orang miskin ini, kalau tidak dicari, bagaimana bisa mengentaskannya, " kata Ketua Fraksi Partai Gerindra ini. 

Kabupaten Lahat merupakan kota termiskin kedua di Provinsi Sumsel. 

Padahal daerah tingkat dua ini strategis untuk hasil-hasil tam bang, baik bahan tambang galian golongan C, batubara, minyak dan gas bumi serta berbagai hasil tambang lainnya. 

Potensi sumber tambang di Kabupaten Lahat hampir terdapat di setiap kecamatan.

Belum lagi pariwisatanya. Mulai dari air terjun goa mata, bukit besar Lahat, air terjun buloh, bukit jempol, situs megaliti kum batu macan hingga air terjun maung. 

Namun semua potensi ini nyaris tak ada guna karena ternyata belum berhasil me ngangkat derajat hidup warganya yang  masih banyak belum hidup layak sebagaimana mestinya.

Ini tentu paradoks. Sangat bertolak be lakang. Seharusnya suatu daerah yang kaya akan potensi hidupnya warganya cukup layak. 

Tidak miskin dan hidup dalam kesusahan. 

Solusinya memang harus diawali dari ki nerja pemda setempat. Selain harus memetakan ulang kelompok miskin juga wilayah-wilayah penopang di sekitarnya. 

Apakah warga yang miskin itu tinggal ber dekatan dengan pemukiman warga tak miskin. 

Atau sama-sama miskin. 

Baru setelah itu dicari tahu penyebab kemiskinan. Apakah karena faktor struk tural atau karena non struktural. 

Berikutnya, yang harus diperhatikan juga faktor kerjasama antara orang kaya dan miskin, antara pemda dan non pemda. 

Koran Sriwijaya Post edisi Selasa(29/3)/Foto : Dok. Sripo
Koran Sriwijaya Post edisi Selasa(29/3)/Foto : Dok. Sripo

 Demikian pula halnya dengan ang lgota dewan. Para wakil rakyat ini bisa mempo sisikan diri sebagai pengamat, pemberi saran dan masukan sekaligus ikut bersama-sama mengentaskan kemiskinan. 

Jadi tak elok juga bila pemda dibiarkan bekerja sendirian. Harus ada support dan kerjasama. 

Sebaliknya juga pemda, dalam hal ini kepala dinas atau apa pun namanya itu, tak boleh berdiam diri. 

Berpangku tangan. 

Harus ada eksyen. Eksyen inilah yang ditunggu. Bukan menunggu eksyen dari pihak lain. 

Kapan mau majunya. 

Jika ingin Lahat maju dan warganya hidup di atas garis kemiskinan, mulai sekarang kita singsingkan lengan baju untuk sama-sama eksyen menuju hidup sejahtera, makmur, aman dan sentosa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun