HET Minyak Goreng Dicabut
Kurangi Pemakaian Minyak Goreng
Oleh aminuddin
SEMAKIN mendekati bulan suci Ra madhan masyarakat dihadapkan pada naiknya harga kebutuhan pokok terutama minyak goreng.Â
Di Provinsi Sumsel, pasca pencabutan HET minyak goreng, harga minyak goreng langsung melejit di pasaran.
Harga minyak goreng yang sebelumnya Rp 14.000 per liter naik menjadi Rp 25.000 hingga Rp 27.500 per liter nya.Â
Ironisnya, meski terjadi kenaikan harga, stok minyak goreng di berbagai daerah di Sumsel, seperti Pagaralam dan Banyuasin, justru masih kosong.Â
Hal ini tentunya membuat masyarakat kian bingung dan panik. Se mentara minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari untuk memasak.Â
Kenaikan dan masih langkanya minyak goreng di pasaran menjadi perhatian Gubernur Sumsel, H Herman Deru.Â
"Saya mintak pemerintah pusat s tu layer saja. Misal di perizinan, in dustri atau distribusi. Dikasihkan ke pemerintah daerah sehingga bisa dikontrol, " kata Deru. (Sripo, Jumat (17/3)Â
Permintaan orang nomor satu di Sumsel ini selayaknya diapresiasi. Paling tidak kenaikan harga minyak goreng ini tidak berkelanjutan dan merembet ke berbagai sektor dan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.Â
Sementara di sisi lain, hal yang bisa dilakukan masyarakat adalah mengurangi ketergantungan pada minyak goreng.Â
Jika selama ini lebih banyak makanan serba goreng maka mulai saat ini diarahkan ke pemanggangan dan pengukusan.Â
Jangan memaksakan diri untuk membeli minyak goreng karena masih ada kebutuhan lain yang lebih penting.Â
Toh, tanpa menggunakan minyak goreng, kita masih bisa memasak dan masakan ya ng kita masak malah jauh lebih enak.Â
Berbeda halnya dengan pelaku usaha yang selama ini sangat bergantung pada pemakaian minyak goreng.Â
Mereka harus berpikir keras dan berusaha mencari solusi dengan, misalnya gore ngan, diperkecil bentuknya sehingga harga tetap sama.Â
Sebab, jika minyak goreng naik, harga gorengan dan sejenisnya ikut pula naik, saya yakin tidak ada yang membelinya.Â
Untuk beberapa hari ke depan, harga minyak goreng diprediksi sulit akan mengalami penurunan ke harga yang normal.Â
Kita hanya berharap melejitnya harga minyak goreng ini tidak berlangsung lama. Karena akan ber dampak pada kelangsungan akti vitas dan kehidupan masyarakat sehari-sehari.Â
Semua pihak tak boleh hanya menunggu. Harus ada langkah antisipasi.
Jangan sampai kondisi ini terus berlarut-larut. Dan yang paling penting, untuk saat ini, mengajak dan mengingatkan masya rakat untuk tidak memaksakan diri membeli dan sekali gus mengurangi ketergantungan pada pemakaian minyak goreng.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI