Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Belajar dari Kasus yang Menjerat Indra Kenz

6 Maret 2022   14:20 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:21 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto : Idxchannel. com

Belajar dari Kasus yang Menjerat Indra Kenz

Oleh aminuddin

Investasi bodong

ADA banyak godaan yang datang ketika kita mulai merasakan telah terjadi perge seran ekonomi dalam rumah tangga. 

Akibat pandemi misalnya, sebagian usaha pada gulung tukar. Belum lagi yang terke na dampak PHK akibat perusahaan tempat kita bekerja mengurangi karyawan dan bahkan harus dengan berat hati dan terpaksa tutup karena bangkrut. 

Di tengah perekonomian keluarga mulai carut marut itulah biasanya datang goda an berupa cari uang dengan gerak cepat. 

Caranya macam-macam. Yang lazim ada lah dengan cara menawarkan investasi ya ng kita tidak tahu semuanya itu bodong alias ilegal. 

Tanpa sadar kita telah terikut kan. Terpengaruh dan akhirnya ikut serta dalam investasi tersebut. 

Kita berharap akan dapat duit lumayan banyak tanpa harus bekerja keras banting tulang sebagaimana lazimnya para pekerja bekerja dalam keseharian. 

Seminggu dan sebulan belum ketahuan. Makin kesini kita tidak tahu sudah mulai kelihatan tak benar nya. 

Kita biasanya baru tahu setelah ada laporan yang masuk. Bahwa investasi yang kita ikuti itu ternyata ilegal. 

Mulai dari sinilah kita was-was. Uang yang kita telah keluarkan apa mungkin kembali. 

Kita lantas berharap banyak pasca diamankannya pelaku investasi yang telah merugikan kita itu semua berjalan aman-aman saja. 

Aman dalam arti aset yang disita pihak berwajib aman dan bisa dijual untuk me ngembalikan uang korban penipuan. 

Yang paling penting adalah pelaku nya tidak melarikan diri sehingga bebas ber keliaran di pelosok dalam dan luar negeri. 

Mungkin inilah salah satu pembelajaran yang bisa kita petik dari kasus Indra Kenz ini. 

Kini yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai tersangka kasus judi online dan tindak pencucian uang (TPPU) melalui aplikasi binomo dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. 

Indra Kenz telah menjalani berbagai profesi. Mulai dari sopir taksi, pengamen hingga penyiar. 

Peruntungannya mulai naik setelah dia membuat aplikasi binomo dan mencapai sukses besar. 

Dari hasil jerih payah dan kesuksesannya itu Indra Kenz memiliki rumah mewah, mobil-mobil pribadi yang sangat mewah termasuk pesawat jet. 

Banyak orang tertipu dari penam pilannya. Karena ia kerap membagikan segala kemewahan yang dimilikinya. 

Kita seolah tengah dibius. Dan selalu be rulang-ulang melakukan kesalahan yang sama. 

Padahal sebelumnya sudah banyak jatuh korban. Tertipu mentah-mentah. Mulai dari arisan hingga investasi tanah dan perkebunan. 

Sampai kapan kita akan terus begini. Te rus jadi korban penipuan. Sampai kapan kita jera dan bertobat atas kekeliruan yang telah dilakukan selama ini. 

Sudah saatnya kita yakin dan percaya bah wa dengan hanya bekerja keras lah kita bi sa mendapatkan uang dengan cara yang halal dan dibenarkan. 

Masing-masing kita hendaknya jangan lupa selalu mengingatkan satu sama lain. 

Kita ini saudara. Satu sama lain bersaudara. Jika ada saudara kita yang salah jalan mari kita sama mengingatkan. 

Bukan malah terkesan membiark an yang justru menenggelamkan saudara-saudara kita itu ke jurang kehancuran dan kebinasaan. 

Pihak terkait juga diharapkan tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat agar selalu berhati-hati terhadap berbagai penawaran investasi. 

Jangan segan dan malu bertanya sebelum semuanya menjadi tak berguna lagi. 

Bukankah ada pepatah yang menyebut kan 'Malu bertanya sesat di jalan' bukan sebaliknya, 'Gengsi bertanya karena takut rezeki keduluan.'

Mari kita introspeksi diri mulai hari ini. Berjalanlah di jalan yang benar. Ini  sangat tidak mudah memang. 

Tapi harus dicoba mulai sekarang. Kalau bukan sekarang kapan lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun