Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tiga Sekawan (13) : Dijemur Sampai Malam

28 Februari 2022   16:32 Diperbarui: 28 Februari 2022   20:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panas terik di siang hari: Foto : bertuah pos.com

Novel Serial Tiga Sekawan

Tiga Sekawan (13) : Dijemur Sampai Malam

Oleh aminuddin

"GOBLOK. Bodoh. Disuruh begitu saja tak becus. Mau jadi apa kalian ini?"

Bos Fakri marah besar pada empat anak buahnya. 

Dia tidak main-main rupanya. Akibat gagal memberi pelajaran pada Syamsir, Mamat si rambut panjang dan tiga rekan nya harus menerima hukuman. 

Berat enggak sih hukumannya? 

Berat-berat ringan lah. 

Mereka di suruh membuka baju dan berjemur di tanah lapang. 

Woooow... 

Pasti seru nich. 

Mana panas, disuruh berjemur pula. Men ding pagi, badan sehat. Ini tengah hari... 

Mana tahaaan... 

"Awas ya kalau macam-macam." Ancam Fakri yang masih menyimpan amarah. 

"Berapa lama kami dijemur Bos? " Tanya Mamat. 

"Sampai malam, " jawab Fikri. 

"Ah mati aku, " kata si rambut pendek, terucap kata yang bikin Fakri penasaran. 

"Apa kata kamu tadi haa?" Fakri menatap tajam si rambut pendek. 

"Anu Bos. Anu... "

"Anu apa, haa?"

"Mati aku.. "

Ha ha ha ha.. 

Dua teman si rambut pendek, Yayan dan Ali tiba-tiba tertawa. 

Kemudian diam setelah dipelototi Fakri. 

"Kenapa ketawa haa? "

"Anu.. Anu Bos," ucap Yayan, gugup setengah mati. 

"Anu apa? "

"Lucu... "

Hik hik hik hik... 

Gantian Mamat yang ketawa. 

"Kamu juga."

Plak pak pak.. 

Kena tampar tiga kali. Baru diam Ali, Yayan dan Mamat. 

Sedangkan yang selamat dari kena tempe leng, Toha cuma cengar cengir saja. 

Malam harinya... 

Mamat cs disuruh makan sepuas-puanya di ruang tengah kediaman Fakri. Nasi pu tih sebaskom besar, ayam goreng dan ayam panggang. 

Itu artinya setiap orang mendapat jatah dua ekor ayam, kalikan empat, semuanya jadi delapan. 

Bos Fakri nya? 

Lain tempat makannya. Lain pula yang di makan. Kalau anak buah serba ayam, dia makannya roti campur keju. 

Asyik ya?! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun