Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Suka Duka Memelihara Kucing

20 Januari 2022   09:03 Diperbarui: 20 Januari 2022   09:05 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka Duka Memelihara Kucing

Oleh aminuddin

HEWAN kucing 'kampung' kami sa at ini  kurang lebih berjumlah 15 ekor. 

Mereka tidak dikandang kecuali yang baru lahir dan masih kecil. Selebihnya berkeliaran di dalam rumah. 

Mereka sengaja tidak ditaruh di dalam kandang, karena ternyata kucing kampung lebih suka di luar kandang. 

Jika mereka dipaksa berdiam di dalam kandang akan mengamuk. Cara mengamuknya selalu dan tak berhenti mengeong. 

Selain diberi makanan khusus kucing yang dibeli di toko penjual makanan kucing, dua kali sehari yakni siang dan malam hari, diberi nasi campur ikan. 

Setelah kenyang biasanya mereka diam. Sebagian di antaranya tidur di atas ketinggian seperti lemari dan meja belajar. 

Sebaliknya, jika lapar, mereka tun jukkan sikap tidak diam. Hilir mu dik di dalam rumah bahkan sampai ada yang berkelahi. 

Yang bikin 'pusing' jika mereka ken cing dan buang air besar. Lebih suka di luar toilet. 

Bisa di dinding kamar tidur, di ba wah meja belajar dan dinding le mari buku serta pakaian. 

Dokpri
Dokpri

Yang sering bikin kita kesal mereka, tanpa sepengetahuan kita, ken cing dan mising di atas tempat tidur dan depan pintu. Bisa pintu kamar bisa juga pintu-pintu yang lain di dalam rumah. 

Setiap pagi dan malam hari, ada kebiasaan 'buruk' para kucing kami ini. Suka mencakar. Bisa tas, bisa juga kursi. Tentu saja, jika dibiarkan bikin rusak peralatan kerja, dan perabotan rumah. 

Yang paling tak bikin nyaman kita ada lah baunya itu. Kucing yang berada, di suatu tempat, misalnya tidur di bawah kursi, akan mening galkan bau yang kurang sedap. 

Hal ini membuat tamu atau siapa saja yang masuk rumah akan me rasa kurang nyaman dengan bau nya itu. 

Dokpri
Dokpri

Itulah sekelumit duka memelihara kucing kampung. Sementara sena ngnya ya itu. 

Di saat pagi hari, saat kita belum bangun tidur, mereka bangunkan kita dengan berbagai macam cara. 

Mulai dari mengeong sampai me nggelitiki anggota badan kita seperti tangan dan kaki. 

Kehadiran kucing-kucing ini bisa jadi obat stres. Betapa tidak. Pu lang kerja mereka menyambut kita di depan pintu. 

Kemudian di depan kita mereka du duk sopan, menggerak-gerakkan ekornya, duduk di pangkuan kita dan mau menemani kita tidur serta mengaso sejenak di kamar tidur. 

Bikin senang di hati. 

Tidur jadi lebih cepat dan pulas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun