Sedih tapi tidak Lama
Oleh aminuddin
SAYA dulu pernah memiliki seekor kucing. Kucing kampung. Bodinya aduhai dan tidak nakal.Â
Bulunya bersih dan yang saya suka dia penurut. Tidak suka berkelahi baik sesama kucing peliharaan di rumah maupun kucing liar yang berada di luar rumah.Â
Saya senang melihatnya. Pernah suatu kali dia saya minta naik ke kursi. Dengan cepat dan cekatan dia melompat ke kursi.Â
Sayang beberapa hari kemudian kucing kesukaan saya itu hilang entah kemana.Â
Hilangnya kucing tersebut sempat membuat saya sedih. Sedih karena saya merasa dia bisa diajak ber teman dan penurut.Â
Saya merasa yakin banyak hal yang dia bisa dan jika diajari terus mene rus akan tampil beda dengan kucing kampung yang lain.Â
Inilah yang saya sesali dan membuat saya sedih.Â
Alhamdulillah itu tidak berlangsung lama. Hal ini dikarenakan kucing generasi baru telah lahir.Â
Meski tidak sepenurut kucing saya yang hilang itu, yang paling penting saya tidak sedih lagi setelah ada belasan ekor kucing kampung di rumah kami saat ini.Â