Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggagas Museum Komunitas dari Desa Pelosok

3 Agustus 2022   15:48 Diperbarui: 3 Agustus 2022   15:50 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyiapkan Festival Kebudayaan Batu Rotok (Foto: Akahito Sanjaya)

Dalam kesempatan yang sama juga terungkap gairah atas peran sebagai penjaga identitas budaya lokal. Ingin melihat budaya asli Sumbawa, maka datanglah ke Batu Rotok, kira-kira seperti itulah pesan yang diberikan.

Penumbuk kopi (dokumentasi pribadi)
Penumbuk kopi (dokumentasi pribadi)

Maka kita dapat menghubungkan antara museum, komunitas dan warisan budaya untuk menunjukkan bahwa komunitas perlu sejarah dan identitas yang diwariskan itu perlu dilestarikan dan ditafsirkan.

Museum adalah tempat untuk melestarikan dan menafsirkan sejarah dan sebaliknya sebuah museum membutuhkan orang-orang atau komunitas untuk mengenali nilai museum dan membenarkan kehadiran sebuah museum di tengah mereka.

Masyarakat membutuhkan museum dan museum membutuhkan masyarakat dan antara keduanya ada narasi sejarah yang dibuktikan melalui keberadaan artefak.

Koleksi masyarakat (Dokumentasi pribadi)
Koleksi masyarakat (Dokumentasi pribadi)
Koleksi masyarakat Batu Rotok (Dokumentasi pribadi)
Koleksi masyarakat Batu Rotok (Dokumentasi pribadi)
Koleksi masyarakat Batu Rotok (Dokumentasi pribadi)
Koleksi masyarakat Batu Rotok (Dokumentasi pribadi)

Mungkin tak banyak yang sadar bahwa menurut sejarahnya museum di Jaman Romawi adalah tempat bagi orang merdeka untuk mendapatkan hiburan dan pencerahan. Di museum lah ide dan pengetahuan baru didiskusikan.

Jaman Renaissance bahkan kepemilikan museum menjadi penanda status sosial dalam masyarakat. Semakin kaya dan eksotis koleksi sebuah museum maka semakin tinggi juga gengsi pemiliknya. Gairah mencapai status sosial tinggi membuat orang-orang kaya pada masa itu rela membiayai ekspedisi penelitian sampai ke pelosok dunia untuk mendapatkan koleksi yang unik dan kisah petualangan yang mencengangkan.

Berubahnya jaman merubah juga pandangan tersebut.

Pada saat bersamaan museum juga semakin tenggelam dalam keterasingan yang memutus hubungan museum dengan komunitas.

Dapur warga Batu Rotok (Dokumentasi pribadi)
Dapur warga Batu Rotok (Dokumentasi pribadi)

Gagasan dari Batu Rotok menjadi ujian seberapa mungkin tautan antara museum dan komunitas dapat dihubungkan kembali. Lontaran rencana ekomuseum Batu Rotok juga akan menjadi ujian seberapa tepat definisi komunitas yang dipahami selama ini oleh Tau Samawa (Orang Sumbawa). Tanpa kemampuan dan bukti kemauan merawat warisan sejarah, sebuah komunitas (atau masyarakat) tidak lebih sebagai populasi yaitu sekumpulan orang yang “mendiami suatu wilayah”. 

Etimologi kata populasi tersebut tidak menyertakan frasa menghidupi atau menghidupkan suatu wilayah.

Mati hidupnya sebuah museum berhubungan dengan kabur atau terangnya sejarah komunitas, maka nilai dan keberadaan museum menentukan apakah sekumpulan orang berdiam di suatu tempat adalah populasi atau komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun