Stigma menghafal akan gugur karena dari pelajaran sejarah yang produktif ini siswa akan dibekali metodologi dan kemampuan berpikir logis ditambah pengenalan cara menyusun narasi.Â
Kompetensi ini, disadari atau tidak, yang tidak cukup dimiliki oleh generasi milenial sehingga menjadi wadah subur berbiaknya berita bohong. Derasnya informasi tanpa kemampuan melakukan kritik sumber membiaskan interpretasi dan ibarat bola salju menggelinding membesar menggilas kewarasan publik.
Kepentingan pemerintah dan kepentingan publik seyogianya didekati titik temunya dari perspektif kebutuhan generasi hari ini. Generasi yang sedang disiapkan  melesat ke masa depan.Â
Jika ini yang menjadi bahan kajian mendalam pemerintah dan publik juga menempatkan hasrat mewariskan memori masa lalunya ke dalam persepektif masa depan, maka pengkajian wajib-tidaknya lagi Pelajaran Sejarah dapat dipandang sebagai langkah introspeksi dan kontemplasi yang mensyaratkan kesediaan dan kejujuran bersama.
Jadi anda serius di sisi mana? Serius mengamankan kepentingan hari ini atau serius menyiapkan kecerdasan generasi penerus?
Mari kita tunggu kemana arus ini akan mengalir.
Salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H