Menelusuri masa lalu berarti membuka memori dan menapaki jejak yang terbentang dalam ruang yang membentuk identitas sebuah komunitas.
Entah identitas itu kemudian diramu menjadi sebuah narasi kebanggaan atau sebaliknya mendeskripsikan sebuah tragedi semuanya berpulang kepada yang melakukan penjejakan itu.
Selalu ada sisi hitam dan sisi putih dari sebuah atau rangkaian peristiwa masa lalu.
Menapaki jejak pendatang Spanyol di sebuah kota tua yang bernama St. Augustine menjadi pengalaman yang sangat berharga.
Perjalanan dari Gainesville, pedalaman Florida, menuju St. Augustine di pantai timur Amerika sejauh 75 mil yang kami tempuh selama sekitar satu setengah jam adalah perjalanan menuju masa lalu. Masa lalu yang terbentang dari tahun 1565.
Perjalanan selama satu setengah jam itu adalah perjalanan yang mulus melintasi jalan bebas hambatan, ya betul-betul bebas dari hambatan.
Di Florida ini, ruas jalan diidentifikasi dengan nomor, bukan nama ruas seperti di negara kita.
Terus terang saya lupa nama atau nomor jalannya apakah melalui FL-26E, FL-100E atau melalui rute Stat Rd21-FL16E, selain karena memang tidak sempat mencatatnya juga karena kualitas jalan yang memang mumpuni, nyaris tanpa hentakan terasa baik karena badan jalan tanpa gelombang maupun belokan yang mulus.
Sesekali rumah petani di kejauhan melintas. Di kejauhan karena memang lahannya yang sungguh luas yang membuat jarak antara jalan tengan rumah-rumah terasa lapang.
Dalam hati, sepanjang jalan saya hanya merenung dan mengingat kembali standar geometrik jalan yang dulu kami pelajari di bangku kuliah.