Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mission San Luis, I'm Coming!

19 April 2020   14:34 Diperbarui: 21 April 2020   08:22 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa perkakas di dalam Council House (dokpri)

Saya harus berterima kasih, selain kepada Tuhan Yang Maha Kuasa utamanya, kepada Barrack Obama yang melalui Kemenlu-nya membiayai kami untuk berkunjung dan menimba pengalaman di salah satu sudut negaranya. 

Nikmat Tuhan yang mana lagi yang saya dustai? Berkunjung ke negeri para cowboy, menyaksikan tinggalan Indian dan dibiayai sepenuhnya oleh tuan rumah, bukankah itu rezeki namanya? 

Apa saja kegiatan utama kami di sana, belum akan saya tulis di sini, karena saya lebih ingin mengingat pelajaran lain di luar jadwal resmi saja.

Pengisi kegiatan di hari libur selama periode belajar 6 (enam) minggu tersebut, dari awal Mei sampai pertengahan Juni 2015, ternyata semuanya berkaitan dengan sejarah. Setiap akhir pekan kami bergerak dari satu museum ke museum lain. Museum yang dalam bayangan saya, ini persepsi juga, adalah sebentuk bangunan tua dan kusam awalnya tidak terlalu menimbulkan antusias ketimbang mencari toko Asia penjual cabai, mie instan atau beras. 

Sekalipun berusaha semaksimal menyesuaikan diri dengan makanan kebanyakan orang Amerika, tetap saja mie instan atau nasi menjadi favorit pengobat rindu tanah air. Bagi saya yang terbiasa dengan Ayam Bakar Taliwang atau Pelecing Lombok, pedisnya cabai dari Mexico ternyata belum ada apa-apanya dibanding cabai dari Asia. Selera asal sebagai pribumi dari Timur ternyata tidak bisa dikibuli ha ha.

Kembali tentang museum.

Saat memasuki kawasan lalu melewati pintu utama Mission San Luis Museum, gambaran museum dalam benak seketika berubah. Museum ternyata adalah sesuatu yang “hidup”. Museum Mission San Luis de Apalachee ini bercerita tentang satu dari lebih 100 pemukiman yang didirikan pendatang Spanyol di Florida di antara tahun 1560-an dan 1690-an. San Luis merupakan pos militer Spanyol paling Barat, pusat penyebaran agama dan juga pusat pemerintahan. Pada masanya San Luis adalah perkampungan kediaman pemimpin utama Suku Indian Apalachee dan juga Wakil Gubernur Spanyol. Antara tahun 1656-1704 San Luis pernah dihuni oleh lebih dari 1400 orang baik Indian maupun pemukim Spanyol.

Di sini saya baru dengar nama Suku Indian Apalachee. Nama yang umum untuk menyebut Indian hanya Apache, Sioux atau Mohican. Lagi-lagi batas antara mengetahui dan tidak mengetahui adalah persepsi.

Memasuki kawasan San Luis ibarat melewati gerbang waktu menuju ke suasana Amerika tahun 1700-an dimana kaum Indian dan pendatang Spanyol hidup berdampingan. 

Rumah kepala suku, kediaman pendeta, tenda utama pertemuan adat Indian Apalachee dan bengkel pandai besi berdiri kokoh dalam ukuran sebenarnya. Meski sebagian sudah pernah direkonstruksi namun bangunannya masih dapat bercerita tentang suasana pada masa itu. (Lebih jauh tentang isi museum lihat di sini)

Pengelolaan dan penataan museum yang menarik bagi saya. Tiket masuk dewasa $5, anak dan remaja 6 - 17 tahun $2 dan untuk yang berusia lebih dari 65 tahun tiketnya $3.

Adakah di negara kita yang sudah berusia 65 tahun ke atas masih sudi berkunjung ke museum? Selain peneliti atau peminat yang hatinya sudah tertambat dengan perihal kesejarahan, rasanya sulit membayangkan kakek-nenek kita mau berkunjung ke museum. Entah karena museumnya yang tidak menarik atau memang kondisi kesehatan yang tidak mendukung. Bagi sebagian kita bisa jadi pertanyaannya adalah apa pentingnya museum?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun