Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Orangtua, Mulai Sekarang Ajarkanlah Anak Kita Cara Bertengkar

7 Maret 2020   15:29 Diperbarui: 8 Maret 2020   03:45 4067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekuatan argumen akan ditentukan oleh kemampuan menyusun alur penalaran yang utuh dan lurus pada anak|Sumber: https://mommiesdaily.com/

Pemahaman perbedaan akibat latar belakang bahasa ibu juga akan menghindarkan kesalahan menarik kesimpulan. 

Kata "cokot" dalam Bahasa Jawa memiliki arti berbeda dengan "cokot" dalam Bahasa Sunda sehingga penggunaannya pada situasi tertentu tanpa mengembalikan ke definisi awal bisa menimbulkan perbedaan makna yang keduanya bisa jadi logis menurut kerangka masing-masing penutur. 

Pemahaman ini hanya akan membekas kalau pernah dilatih dalam simulasi dengan situasi tertentu.

Tugas orangtua, pendidik dan lingkungan adalah menjaga agar adu kata-kata, berbantahan itu tidak menjurus menjadi adu tenaga. 

Masalahnya kalau kita orang tua, pendidik dan orang tua lebih dahulu mengedepankan emosi sehingga pertengkaran sebagai adu argumentasi cenderung ingin segera kita akhiri karena alasan mengganggu ketentraman, bising dan tidak sopan.

Argumen dalam arti luas adalah penyajian alasan atau bukti untuk mendukung suatu pendapat. Berargumentasi merupakan aktivitas bersosial melalui rangkaian kalimat atau pembicaraan antara dua atau lebih orang.

Dalam berargumen anak-anak dilatih memiliki keberanian menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya. Keterampilan ini perlu dilatih melalui pertengkaran berpendapat.

Kekayaan konsep sebagai dasar menyusun premis dalam beradu argumentasi dapat menjadi bukti apakah materi pelajaran lainnya sudah dipahami konsepnya dan diketahui fakta-fakta pendukungnya.

Memang bertengkar tidak persis sama dengan berargumentasi yang terstruktur karena bertengkar adalah berargumentasi yang lemah pada konsep awal atau simpulan yang tidak lurus, bisa juga karena pemahaman metode yang tidak sama.

Bertengkar bukanlah metode yang baik untuk mendapatkan pengetahuan karena tidak efisien dan sistematisnya langkah yang ditempuh. Belum lagi jebakan atau godaan untuk mengalah karena faktor fisik, usia dan sejenisnya. Namun dari bertengkarlah diketahui kekurangan itu.

Kemampuan meningkatkan kualitas pertengkaran menjadi adu argumentasi yang terstandar, secara implisit mengandung arti dikuasainya konsep dasar tentang obyek yang dibincangkan dan dimilikinya keterampilan untuk menyajikan atau menarasikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun