Sejarah sudah memperingatkan kita. Dulu ada Flu Spanyol dengan korban puluhan juta jiwa. Kemudian ada Ebola di Afrika dan SARS tahun 2000-an. Bukti serius riset adalah alokasi anggaran yang besar, kalau perlu lebih besar dari anggaran pertahanan.
Ketiga, marilah kita bersahabat dengan alam. Jangan lagi kita kotori udara, tanah, laut. Industri ekstraktif jangan lagi menjadi prioritas. Utamakan transportasi publik. Kita ini hanya penumpang di bumi. Merusak bumi sama saja pembunuhan berencana umat manusia. Â
Saya teringat mudik ke kampung di Toba sana sewaktu masih mahasiswa. Suatu ketika saya diajak ke sawah menanam padi, di siang hari istirahat sebentar sembari makan siang.Â
Cuci tangan yang berlumpur di mata air, makan pakai daun pisang. Sebagai orang kota yang sok, saya merasa jijik karena cara pandang tentang ke-steril-an selama ini. Tapi, toh mereka saudara-saudara saya di kampung paling sehat dibanding saya. Kenapa? Karena mereka mencintai alam.
Semoga Pancemi Covid-19 segera berlalu. Dan semoga kita semua mengambil banyak pelajaran darinya. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H