Mohon tunggu...
Aminnatul Widyana
Aminnatul Widyana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang suka cari ilmu

Dina/Aminnatul Widyana/mom's of 2 childs/blogger/SM3T/teacher/tim penggerak PKK/Visit www.amiwidya.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Diferensiasi Kegiatan untuk Mewujudkan Merdeka Belajar

29 Maret 2023   08:14 Diperbarui: 29 Maret 2023   08:17 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita dengar beberapa pendapat yang menyatakan jika ganti menteri maka akan ganti kurikulum. Padahal, pergantian kurikulum memang sudah sewajarnya terjadi karena menyesuaikan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman. Belum tentu kurikulum yang digunakan sepuluh tahun yang lalu akan tetap relevan untuk digunakan pada tahun ini dan di tahun-tahun mendatang.

Berdasarkan Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022, saat ini ada tiga opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan. Di antaranya ada Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan Kurikulum Merdeka (Kurikulum Prototipe). Operasionalisasi Kurikulum Merdeka bisa disesuaikan dengan karakteristik murid dan kondisi sekolah. Tentu saja dengan tetap mengacu pada kerangka kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah.

Perubahan kerangka kurikulum menuntut adaptasi dari semua elemen sistem pendidikan. Proses tersebut membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga bisa menghasilkan dampak yang diinginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia.

Kurikulum Merdeka mengadaptasi dari filosofi Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan merupakan tempat penyemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Beliau meyakini bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab, maka kunci utamanya melalui pendidikan.

dokpri
dokpri

Pendidikan pun bisa menjadi ruang berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan. Supaya nilai-nilai tersebut dapat diteruskan atau diwariskan, maka pendidikan harus berkualitas. Artinya, mampu melahirkan hal-hal yang kreatif dan inovatif, dalam setiap perkembangan zaman.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., memiliki pemikiran bahwa manusia mempunyai kemampuan yang unik dan luar biasa, serta dapat mengatasi berbagai permasalahan yang mengancam manusia itu sendiri. Oleh karenanya, dicetuskanlah Program Merdeka Belajar.

Untuk mewujudkan Merdeka Belajar, tidak bisa serta merta melalui satu jalan. Harus ada diferensiasi kegiatan yang diimplementasikan melalui beragam kegiatan di sekolah. Baik itu melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kegiatan kokurikuler.

Diferensiasi Kegiatan karena Beragam Latar Belakang

Saat ini, saya menjadi guru kelas 5 di UPT Sekolah Dasar Negeri 1 Gresik. Saya memiliki siswa-siswi dengan latar belakang yang sangat variatif dan dipastikan karakternya berbeda satu sama lain. Namun secara umum bisa dijelaskan bahwa perilaku mereka, mayoritas memiliki karakteristik yang hampir sama. Layaknya anak-anak seusianya, mereka menyukai kegiatan yang menyenangkan, sesuatu yang berbeda, dan tidak monoton. Mereka juga lebih akrab dengan barang elektronik seperti smartphone.

Latar belakang keluarga, kondisi lingkungan, serta faktor ekonomi sangat memengaruhi sikap mereka. Selain itu, juga terpengaruh asal suku daerah yang berbeda-beda, yaitu dari wilayah Jawa, Madura, dan sebagian kecil suku Bugis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun