[caption caption="Pesawat Rusia ditembak jatuh (Sumber foto: Sam Webb, 2015)"][/caption]
Pesawat Rusia ditembak jatuh (Sumber foto: Sam Webb, 2015)
Pesawat tempur rusia jenis SU-24 ditembak jatuh oleh Rudal dari darat ke udara milik Turki. Satu dari dua pilot mati di udara, sedangkan seorang lagi belum diketahui nasibnya.
Menurut presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa pesawat telah diingatkan 10 kali oleh pihak angkatan udara, tapi tak mengindahkannya. Setelah terjatuh, terjadi perang kata kata antara Turki dan Rusia.
Presiden Turki menambahkan, tidak ada ISIS di area operasi pesawat Rusia, tapi yang ada cuma suku Turkmen. Suku nomaden ini hidup terutama di Asia Tengah. Disamping itu, sejumlah kecil ditemui di perbatasan Turki, Irak dan Iran.
Saling Tuding
Tanggapan president Vladimir Putin mengagetkan dengan mengatakan Rusia seperti ditikam dari belakang. Akan ada konsekwensi serius hubungan Rusia – Turki karena soal ini.
Berbeda dengan Turki yang mengatakan pesawat ditembak dari bawah ketika berada di wilayahnya, tapi Putin mengatakan pesawat berada di wilayah Syria ketika ditembak oleh rudal pesawat F-16 AU Turki.
Konflik melebar?
Banyak pihak mengkawatirkan bahwa insiden penembakan pesawat Rusia ini akan melebarkan konflik Syria yang brutal.
Turki adalah anggota NATO dimana doktrin fakta ini jika satu anggota diserang berarti perang terhadap semua anggota Nato. Hal ini dibuktikan cepatnya respon dari sekjen Nato Jens Stoltenberg. Sekjen memberikan peringatan keras kepada Rusia dan sekutunya (Syria, Iran serta Hezbollah) untuk menjauh dari tapal batas Turki.
Konflik Syria yang melahirkan krisis jutaan pengungsi telah membuat puyeng masyarakat Eropa. Pusing bertambah tambah dengan serangan teroris kota Paris yang diduga dilakukan oleh ISIS asal Syria baru baru ini.
Apa jadinya wajah dunia, jika konflik meluas, antara Rusia (Syria + Hezbollah + Iran) Vs Turki (NATO)?