Pemerintah telah meluncurkan program Kartu Prakerja yang memberikan pelatihan keterampilan digital bagi pekerja yang terdampak oleh otomatisasi. Hingga 2023, program ini telah diikuti oleh lebih dari 16 juta peserta, yang mayoritas menerima pelatihan di bidang keterampilan digital seperti analisis data dan pemrograman. Â
Namun, cakupan program ini masih perlu diperluas. Pemerintah harus berkolaborasi dengan institusi pendidikan dan sektor swasta untuk membangun ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan industri. Sebagai contoh, Google Indonesia telah bermitra dengan beberapa universitas untuk menyelenggarakan program sertifikasi keterampilan digital, yang membantu mahasiswa memperoleh keahlian yang relevan dengan dunia kerja. Â
Solusi untuk Menghadapi Tantangan di Masa Depan
Beberapa solusi yang bisa diambil untuk menghadapi tantangan dari penerapan AI di dunia kerja antara lain:
1. Meningkatkan pelatihan keterampilan digital: Pemerintah harus memperluas akses ke program pelatihan digital seperti Kartu Prakerja dan bekerja sama dengan sektor swasta untuk menyediakan pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.
2. Inovasi dalam pendidikan: Institusi pendidikan harus mengintegrasikan keterampilan berbasis teknologi dalam kurikulumnya, seperti pemrograman, AI, dan robotika, guna memastikan lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan di era digital.
3. Peningkatan riset dan pengembangan teknologi: Pemerintah dan sektor swasta perlu meningkatkan investasi di bidang riset terkait AI, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen teknologi tersebut.
4. Proteksi sosial bagi pekerja yang terdampak: Pemerintah perlu menyediakan jaring pengaman sosial yang memadai bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi, misalnya melalui program reskilling yang terarah dan bantuan transisi pekerjaan.
Transformasi digital dan kecerdasan buatan menawarkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun di sisi lain juga menghadirkan tantangan bagi tenaga kerja. Meskipun AI meningkatkan efisiensi dan produktivitas, para pekerja dengan keterampilan rendah menghadapi risiko kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta sangat diperlukan agar Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini dengan baik, tanpa meninggalkan mereka yang belum siap menghadapi perubahan.
Dengan strategi yang tepat, digitalisasi dan kecerdasan buatan tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan siap menghadapi tantangan di masa depan.Â
Amin Lukmanulhakim (Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Siliwangi)