Baru menyadari terbayang berderet teman  memiliki anak gadis maupun anak yang telah perjaka kisaran umur diatas tiga puluhan, belum memiliki calon.Kulihat tangis tamuku mulai mereda, tinggal menghitung hari, seharusnya  ijab qobul dilaksanakan,mendadak calon menantu menghilang.
Bu Rima masih mengucap syukur kejadian tidak pada hari H,beruntung putrinya segera menyampaikannya,meskipun kini ibunya menangis sejadi-jadinya.
Tentu kita menjadi paham perasaan sedihnya,menjadi mengerti sesungguhnya memang manusia tak berdaya,manusia hanyalah berusaha,meminta dengan berdoa,segalanya memang  Kuasa Tuhan.
"Allah pasti punya rencana yang lebih baik ",hanya itu yang keluar dari mulutku,aku pun tak mengerti tiba-tiba saja,kalimat khotbah itu keluar begitu saja.Tak berapa lama pun pamit,kuanggukkan kepala,karena aku juga tidak tahu harus bagaimana.
Hari-hari berlalu dengan kegiatan masing-masing,aku tak berani bertanya atau sekedar mengirim whatsApp.Biarlah persahabatan istirahat sementara,hanya terus mendoakan semoga kuat,ikhlas menerima ujian berat itu.
Kain brokat ungu muda tak jadi kujahitkan,kulipat dan kuberikan pada pemulung yang lewat depan rumah.Biarlah agar peristiwa itu bisa segera terlupakan.
Sekitar 8 bulan kemudian,bu Rima menelpon,tentu segera ingin kuangkat,sedang ada tamu,segera kumohon ijin untuk  terima telpon yang memang telah kutunggu.Kali ini dengan nada yang ceria,Alhamdulillah pasti kabar baik.Kujawab salam dan kudengarkan baik-baik apa yang akan disampaikan.
"Terima kasih mbak,berkat doa kita semua,kini Allah telah mengganti semuanya jauh lebih baik,anakku telah dilamar  putra sahabatku.Ini saja dulu ya mbak,kapan-kapan disambung lagi".
Begitulah kehidupan,Allah telah mengganti yang lebih baik bagi orang yang selalu sabar,dan bersyukur,kini bu Rima telah menyelenggarakan menikahkan putrinya ,seluruh kebutuhan telah dilunasi oleh menantu.
Tahun berikutnya telah hadir sang cucu ,melengkapi syukur setinggi-tingginya ibu Rima.