Mohon tunggu...
Amini Farida
Amini Farida Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Negeri 10 Kota Madiun

Eyang yang suka menulis berniat semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Sederhana adalah Kunci Sejahtera

6 Agustus 2019   07:01 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:59 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia tentu memiliki keinginan segala kebutuhan hidup bisa terpenuhi. Dengan akal untuk berpikir bahwa ingin punya berarti harus bisa menabung. Siapapun penting berkemampuan mengelola keuangannya, bahkan Ir Ciputra bisa sukses tentu dimulai dari yang kecil dulu. Itulah pembelajaran, kita  wajib belajar  terus menerus sepanjang hayat agar bisa berbahagia.

Kita ambil contoh temanten baru, keduanya berpendidikan sarjana dengan penghasilan yang minim. Sepakat berani kontrak, berani tantangan melesat kehidupan baru. 

Bulan pertama mungkin tidak cukup untuk belanja satu bulan. Saatnya mengambil strategi bagaimana bisa bertahan hidup tanpa utang. Tentu menahan diri dengan sabar makan pun seadanya. Asal beras telah terbeli,tinggal lauk krupuk pun jadi.

Bulan pun berganti, dengan mengamati tetangga yang bisa menjadi panutan, bolehlah ditiru, bagaimana  mereka  bisa memiliki rumah, padahal yang bekerja hanya suaminya. Dari sini bisa mengevaluasi diri, kira-kira pos mana yang perlu ditekan?

Si istri  hamil tentu nutrisi harus dicukupi, susu, sayur, protein hewani harus dihitung cermat anggaran sebulan. Barulah melangkah kebutuhan rumah tangga yang lain sabun cuci, sabun mandi, dan alat kebersihan lainnya. Belanja hanya kebutuhan bukan keinginan.

Bulan berikutnya  gaji suami cukup untuk menghidupi belanja rumah tangga yang masih berdua. Kebutuhan  tambahan dan wajib adalah kontrol dokter kandungan. Tabungan sudah mulai kelihatan hasilnya. Saatnya perlu bantuan pembantu agar istri  tidak kelelahan. Sampai hadir buah cinta mereka.

ASI eksklusif pemberian Tuhan dimanfaatkan, suami harus memahami bahwa dengan cinta dan tanggung  jawab adalah hal yang dibutuhkan istri untuk menghasilkan produksi ASI berkualitas. Dengan cara inipun sangat membantu menekan keluarnya uang.

Coba kita bandingkan harga susu bayi bisa dua ratus ribu rupiah per kaleng. Jika dalam seminggu 3 kaleng, sudah jutaan uang  hanya untuk kebutuhan susu. Makin tambah usia si kecil tentulah kebutuhan susu makin banyak. Nah dengan ASI para ibu telah membantu kesejahteraan keluarga, anak sehat, tabungan pun masih punya.

Seiring perkembangan si kecil, tugas pembantu agak ringan, perlu diajari bagaimana mendapat uang tambahan. Misalnya membuat es lilin kacang hijau yang bersih dan sehat, bisa dikonsumsi keluarga dan bisa dijual dititipkan kantin sekolah.

Hasil penjualan bisa ditambahkan untuk modal yang gampang dan murah, krupuk digoreng dengan minyak yang bagus. Dengan cara ini bisa mengajarkan kewirausahaan si pembantu, bisa untuk bekal kehidupannya kelak. Inilah model sekolah pembantu bukan hanya terbatas di bangku sekolah saja.

Hasil penjualan inipun bisa jadi  bukan  hanya bonus pembantu tetapi bisa meluas  menambah untuk bayar listrik. Sementara tabungan sudah bisa bertambah,berani untuk mengambil perumahan yang terjangkau.

Rimah type 21 tak apalah yang penting rumah sendiri. Uang kontrakan berpindah untuk mengangsur rumah sambil jalan seiring penghasilanpun bertambah, maka tambahan itupun harus diwujudkan yang bermanfaat. 

Bacaan majalah atau koran yang dulu eceran, kini bisa berlangganan atau membeli sepeda motor second tak apa dengan barang yang masih bagus anti mogok. Cara ini jauh menguntungkan jika dibandingkan dengan cara kredit yang melambungkan harga menjadi berlipat.

Kebutuhan rumah tangga tercukupi, semuanya sehat, saatnya menambah hal baru, pendidikan ayah  perlu melanjutkan S2. Tabungan tetap akan bermanfaat untuk kebutuhan yang satu ini. Kualitas ayah meningkat kesempatan berkarya makin menganga dan penghasilanpun bertambah pula.

Penghasilan bertambah, anak-anak pun masuk sekolah, biaya sekolah terjangkau apalagi bersekolah di lembaga pemerintah terbantu dana BOS. 

Sekolah gratis dengan  tawaran beasiswa beraneka di rumah tetap perlu anak-anak berlangganan majalah sesuai usia hingga dewasa, SD majalah Bobo,atau bacaan Kecil-kecil Punya Karya. Majalah komputer PC Media majalah ekonomi  Swa dll.

Kegiatan anak mulai les mengaji, sempoa, bahasa Inggris, les menari, renang dll. Dengan terbiasa beraktivitas berangkat sendiri, jika lokasi tidak jauh, sesekali penting orang tua mengantar dan menjemput. Jika demikian kelak akan tumbuh menjadi generasi muda yang mampu berkarya mampu berkompetisi dalam jamannya.

Semua anggota keluarga membiasakan membaca,pengetahuan luas, keluarga ini akan diisi acara keluarga yang harmonis dengan pembicaraan atau diskusi  hal yang bermanfaat. Kebiasaan berargumentasi  berbagai tema menghasilkan anak-anak yang kompeten.

Pendidikan anak-anak  disiapkan mental yang baik, kebijakan pemerintah seperti apapun, ppdb danem atau tes, mereka akan dapat melaluinya dengan baik dan  sukses dengan diterimanya ijazah SD, SMP, SMA dengan nilai yang memuaskan.

Rumah sudah melebar menambah kapling sebelah, cicilan rumah pun lunas. Kehidupan yang makin membaik tentu tidak boleh terhenti, kebutuhan  mobil  bisa terbeli.

Kehidupan ibarat sebuah arena perlombaan, siapa yang siap menangkap peluang, itulah pemenangnya. Anak-anak terbiasa mengikuti lomba sesuai minatnya dengan demikian sangat mungkin masuk perguruan tinggi  zero  biaya.

Tinggallah keluarga ini berdua  lagi, ditinggalkan anak-anak yang kini  menjadi mahasiswa. Ancaman keluarga pasti ada. Ayah ibu makin sibuk dengan kedudukan yang makin cemerlang.

Tugas dinas luar kota salah satu peluang uji nyali kesetiaan. Bau parfum saja bisa menggoda ayah, pandangan mata yang semula tak terpikir bisa berubah menjadi pesona. Kuatkah komitmen ayah untuk membawa keluarga bahagia?

Istri harus pandai membaca suasana, perubahan sekecilpun ia akan merasakan. Komunikasi yang baiklah bisa menyelamatkan prahara rumah tangga. Kembali konsep sederhana menahan diri dan sabar adalah resep jitu menghadapi ujian terberat ini.

Salah adalah mutlak, saling memaafkan dan saling menghormati, perlu  diingatkan kembali. Panggilan hajipun tiba, merangkai asa selamat dunia akhirat kembali bergaung.

Saatnya anak-anak lulus sarjana dengan predikat cumlaude. Kini suami istri itu berbahagia hidup hemat tanpa utang, ibadah terjalani dengan baik, kehidupan selanjutnya bisa diisi dengan berbagi. Berbagi ilmu, berbagi pengalaman yang bermanfaat. Kesederhanaan itu apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun