Mohon tunggu...
Amini
Amini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis yang bermanfaat, yang bisa dibaca oleh banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mentalitas Guru dalam Mendobrak Kurikulum Merdeka

21 November 2023   09:15 Diperbarui: 21 November 2023   09:25 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

MENTALITAS GURU DALAM MENDOBRAK KURIKULUM MERDEKA

Amini

 

GURU

Sebagaimana pepatah Jawa mengatakan bahwa guru adalah sosok panutan yang digugu dan ditiru adalah spirit besar bagi jiwa para guru. Makna pepatah itu menjadi rambu-rambu bagi kehidupan para guru. Bagaimana tidak? Seorang guru adalah panutan bagi banyak orang, tidak hanya siswa di sekolah, tetapi juga masyarakat sekitar. Menjadi panutan itu bukan perkara yang mudah. 

Guru dituntut harus selalu benar, seolah tidak boleh ada kesalahan sedikit pun. Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah guru juga manusia biasa? Di tengah deraan tugas dan kewajibannya di sekolah, warna-warni karakter siswa dengan segala permasalahan yang harus dia temui dan harus dia bantu selesaikan. Belum lagi urusan kedinasan yang setiap saat bisa saja terjadi perubahan dan wajib juga dilaksanakan. Harus segera dan segera. Jika tidak segera, sangsi kedinasan sudah menunggu.

MENTALITAS GURU

Tekanan dari berbagai arah tak ayal membuat mental guru tidak sehat. Menyikapi hal ini, sebagaimana diungkapkan oleh inspiring professional dr. Sri Wati Astuti AR, Sp.KJ (Psikiater) bahwa kesehatan mental guru sangat penting. Hal ini disebabkan peran guru sangat penting dalam memengaruhi efektivitas dan kualitas pendidikan yang mereka berikan kepada siswa. Guru adalah bagian integral dari lingkungan pendidikan, dan kesejahteraan mental mereka memiliki dampak langsung pada proses pembelajaran dan perkembangan siswa. Berikut beberapa alasan mengapa kesehatan mental guru sangat penting:

1. Pengaruh Terhadap Pembelajaran: Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik cenderung lebih efektif dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa. Mereka dapat mengelola stres dengan lebih baik, berkomunikasi dengan jelas, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.

2. Peran Model Perilaku: Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga model perilaku bagi siswa. Jika guru menunjukkan kesehatan mental yang positif dan kemampuan mengatasi tantangan, siswa dapat belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan mental mereka sendiri.

3. Empati dan Pemahaman: Guru yang sensitif terhadap kesehatan mental dapat lebih memahami kebutuhan siswa mereka. Mereka mungkin lebih peka terhadap tanda-tanda kesulitan mental yang mungkin dialami oleh siswa, dan dapat memberikan dukungan yang sesuai.

4. Pencegahan Burnout: Profesi mengajar dapat sangat menuntut, dan risiko burnout (kelelahan fisik dan emosional yang parah) tinggi. Jika guru tidak menjaga kesehatan mental mereka, mereka mungkin rentan terhadap burnout, yang dapat berdampak negatif pada pekerjaan mereka dan hubungan dengan siswa.

5. Kreativitas dan Inovasi: Kesehatan mental yang baik dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam pendidikan. Guru yang merasa baik secara mental lebih mungkin mencoba pendekatan pembelajaran yang berbeda dan mencari solusi kreatif untuk tantangan yang muncul.

6. Interaksi dengan Kolaborator dan Orang Tua: Kesehatan mental guru juga mempengaruhi interaksi mereka dengan rekan kerja, staf sekolah, dan orang tua siswa. Hubungan yang baik dengan berbagai pihak ini dapat memperkuat lingkungan pendidikan secara keseluruhan.

7. Dampak Pada Masyarakat: Guru yang merasa baik secara mental dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan positif. Mereka dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam mengembangkan generasi mendatang.

Untuk mendukung kesehatan mental guru, penting bagi sistem pendidikan dan lembaga-lembaga sekolah untuk menyediakan dukungan yang tepat, seperti pelatihan dalam mengelola stres, akses ke layanan kesehatan mental, dan lingkungan kerja yang mendukung. Selain itu, penting bagi para guru untuk merawat diri sendiri dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, berpartisipasi dalam aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan mental, dan mencari bantuan jika diperlukan.

BERKARYA DENGAN MERDEKA

Ide dan gagasan cemerlang lahir dari jiwa yang tenteram. Kata-kata yang keluar pun akan mencerminkan kejiwaan secara keseluruhan. Guru yang kreatif dan penuh inovatif akan memilih lebih banyak berkarya sesuai dengan kompetensi masing-masing. Karya yang dihasilkan dapat menjadi prasasti atau penanda untuk mengabadikan pencapaian. Di sinilah saatnya guru bisa refreshing dari tugas-tugas yang menumpuk. Sengaja mengajak imajinasi bermain dengan liar dalam tulisan-tulisan yang menarik dan eksentrik. Semua yang diperoleh dari berbagai kegiatan dapat diaplikasikan secara nyata dalam karya.

Penyeimbangan tugas dan refreshing sangat membantu meningkatkan kesehatan mental guru. Manajemen waktu yang baik menjadi unsur yang penting dalam mengatur semuanya. Bagaimana tugas-tugas dapat terselesaikan tepat waktu sekaligus dapat berkarya sesuai kehendak hati. Tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Kinerja dapat dipertanggungjawabkan, selain itu kebebasan berkarya turut mengendalikan kepenatan jiwa dan raga. Apalagi jika disertai penghargaan, dukungan, dan apresiasi dari pemimpin, sangat dapat memotivasi guru untuk berbuat lebih. Dengan demikian makna merdeka dalam komponen kurikulum merdeka benar-benar dapat dirasakan guru. Secara mental para guru dapat merasakan kemerdekaan, dengan karya-karya yang tercetus dari ide meskipun ide itu berangkat dari keresahan. Dan yang tidak kalah penting adalah apa pun bentuk penyelesaian tugas dan karya guru harus dihargai, didukung, dan diapresiasi dengan baik. Merdeka hariku, merdeka peranku, dan merdeka karyaku..#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun