Setiap manusia tentu menginginkan sebuah hubungan yang sehat dengan minim hambatan. Hubungan yang diinginkannya tersebut dapat ditentukan dengan bagaimana cara mereka menjalin komunikasi dengan manusia-manusia lain disekitarnya. Secara singkatnya, komunikasi merupakan kunci keberhasilan dari sebuah hubungan.
Akan tetapi, tahukah anda bagaimana cara berkomunikasi yang efektif agar hubungan yang terjalin tetap sehat dengan minim hambatan?
Salah satu cara berkomunikasi yang efektif agar tercapainya keberhasilan dalam hubungan yaitu dengan menggunakan keterampilan berkomunikasi asertif. Bahkan menurut Irsyadi (2009) keterampilan berkomunikasi asertif sangatlah diperlukan oleh setiap individu, karena komunikasi asertif berguna untuk meningkatkan efektifitas suatu hubungan.
Lalu apa itu komunikasi asertif? Dan apa dampak dari komunikasi asertif ini? Mari kita bahas satu-persatu.
Menurut MacNeilage dan Adams, komunikasi asertif adalah suatu bentuk tingkah laku interpersonal yang terdiri dari komunikasi secara langsung, terbuka, dan, jujur yang menunjukkan pertimbangan dan penghormatan terhadap individu lain. Maksudnya adalah komunikasi asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain yang bersangkutan.
Dengan menggunakan keterampilan berkomunikasi asertif membuat kita memiliki sifat yang tegas serta jujur sehingga konflik-konflik dalam hubungan dapat dihadapi dan diselesaikan dengan minim hambatan. Selain itu, perilaku asertif tidak dibawa sejak lahir, melainkan perilaku yang berkembang sejak kecil dan bergantung pada lingkungan sosial di mana individu belajar.
Dengan demikian, pembentukan keterampilan komunikasi asertif tidak lepas dari bagaimana cara para orang tua mengimplementasikan keterampilan tersebut dengan anak-anak mereka. Orang tua yang memiliki keterampilan berkomunikasi asertif, besar kemungkinan melahirkan anak-anak yang akan menghargai pendapat orang lain, mudah bersosialisasi dilingkungannya, dan dapat menyelesaikan konflik dengan tenang.
Cara dasar untuk orang tua mengimplementasikan komunikasi asertif yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara apa yang dirasakannya, memberikan pengetahuan dasar agar anak tidak lepas bebas, serta memberi kesempatan kepada anak dalam mengambil keputusan.
Setiap orang tua yang berhasil serta mampu berusaha mengimplementasikan keterampilan berkomunikasi asertif dengan anak mereka akan menghasilkan dampak yang positif seperti, tidak ada kecanggungan antara orang tua dengan anak, anak menjadi lebih terbuka atau jujur dengan orang tuanya begitupun sebaliknya, anak menjadi lebih bertanggung jawab serta mampu meyelesaikan konflik yang dihadapinya, anak maupun orang tua tidak malu untuk mengungkapkan kasih sayangnya secara terang-terangan, dan konflik yang ada didalam hubungan keluarga mudah untuk diselesaikan.
Akan tetapi ada pula dampak negatif yang akan terjadi apabila setiap orang tua tidak ada keinginan untuk berusaha mengimplementasikan keterampilan berkomunikasi asertif dengan anak mereka. Dampak tersebut ialah, hubungan orang tua dengan anak menjadi canggung dan menjadi tidak terlalu mengenal satu sama lainnya, anak menjadi lebih tertutup dan sering berbohong dengan orang tuanya begitupun sebaliknya, emosi anak maupun orang tua sering menjadi tidak terkendali akibat tidak ada keterbukaan antar keduanya, anak maupun orang tua merasa malu ketika harus mengungkapkan kasih sayangnya secara terang-terangan, konflik yang ada didalam hubungan keluarga menjadi lebih sulit untuk diselesaikan.
Dari pemaparan diatas diharapkan dengan keterampilan berkomunikasi asertif yang telah ditanam sejak dini membuat hubungan antara orang tua dengan anak menjadi minim hambatan, serta keharmonisan keluarga pun menjadi lebih kuat.