Mohon tunggu...
AMINAH SURABAYA
AMINAH SURABAYA Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Dengan menulis sesungguhnya kita diberi banyak kesempatan untuk belajar tentang hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tersenyumlah untuk Hari Esokmu

28 Maret 2017   09:41 Diperbarui: 29 Maret 2017   15:00 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Suatu hari ketika meng-update status, saya cukup terusik dengan postingan seorang teman yang bernada hopeless (putus asa). Jujur sebenarnya saya sendiri tidak tahu persis apa permasalahan yang sedang dia hadapi, sampai ujung-ujungnya berkeinginan menyerah. Menyerah?! Seharian penuh kalimat itu terngiang terus ditelinga saya. Belakangan ini memang sering sekali saya temui padan kata yang sama dari konteks diatas. Sumbernya datang dari berbagai macam orang. Tapi intinya begitu mirip dengan kondisi di atas. Menyerah, putus asa, no way out!!! Meskipun tidak terlalu menyedot perhatian saya, tapi fenomena diatas sempat memaksa saya menghela nafas panjang.  Prihatin.

Saya bergegas menuruni tangga untuk mematikan lampu yang masih tersisa dari nyala tadi malam. Baru sadar kalau ada beberapa titik yang memang kelupaan, gara-gara bangun paginya agak kesiangan dari biasanya. Upsss! Tiba-tiba matinya lampu membuat saya kembali terusik. Tapi kali ini kondisinya sangat berbeda dengan yang tadi. Entah kenapa tiba-tiba batin kecil ini berucap, “Coba kalau dulu si Thomas A. Edison menyerah dan berhenti melakukan percobaan untuk menemukan bola lampu, pasti kehidupan kita sekarang ini selalu dalam keadaan gelap gulita jika malam tiba. “  Hehehehe……..saya terpaksa melebarkan senyum sebagai tanda setuju, atas pernyataan batin kecil saya sendiri. Benar juga! Meskipun tidak tahu persis kehidupan beliau ketika itu, tapi saya sangat yakin kalau Thomas A. Edison sempat mengalami kegagalan puluhan kali, baru kemudian bisa menemukan sebuah bola lampu yang bisa memancarkan cahaya terang. Puluhan kali…..

via startupmaze.com
via startupmaze.com
Kalau melongok ke ‘luar’ ada Thomas A. Edison, sementara Indonesia sendiri juga punya seorang B.J. Habibie. Sebagai salah satu ilmuwan tanah air, beliaulah penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang). Pasti beliau juga sudah melewati puluhan kali kegagalan, sebelum pada akhirnya mampu menemukan teori jeniusnya tersebut. Intinya beliau tidak pernah menyerah dan selalu termotivasi untuk terus mencoba, mencoba dan mencoba lagi. Nyatanya memang bisa! Kata kuncinya hanya optimis.

sumber: batasnegeri.com
sumber: batasnegeri.com
Selain Thomas A. Edison dan bapak B.J. Habibie, tentu kita sudah cukup familier dengan artis kawakan sekelas Rima Melati. Beberapa tahun silam Rima Melati pernah divonis menderita kanker payudara dalam stadium lanjut. Sebuah kondisi dan kenyataan pahit, yang pasti membuat setiap penderitanya merasa putus asa. Tapi tidak dengan Rima Melati. Perasaan cinta dan kasih sayangnya terhadap keluarga dan anak-anaknya, ternyata mampu menjadi mood booster bagi Rima Melati untuk berjuang melawan kanker. Cukup lama beliau harus menjalani serangkaian pengobatan di Belanda sebagai tanda perangnya melawan kanker. Nyatanya beliau memang berhasil dan bisa hidup normal sampai sekarang ini.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Bisa kita bayangkan bagaimana beratnya Rima Melati melewati masa-masa sulit tersebut. Semangat juang hidupnya memang lebih tangguh, dari penyakit kanker payudara yang menggerogoti tubuhnya. Andai saja saat itu Rima Melati menyerah dan pasrah pada keadaan, tentu sekarang ini beliau hanya tinggal nama dan kenangannya saja. Ternyata banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari kehidupan Thomas A. Edison, B.J. Habibie maupun Rima Melati. Ketiganya adalah pribadi-pribadi yang tangguh dan tidak mengenal kata putuh asa. Apalagi menyerah.

Kalau dipikir menggunakan penalaran logika, siapa sih di dunia ini yang hidupnya bisa mulus-mulus terus tanpa adanya kendala, masalah atau kegagalan? Semua orang pasti pernah melewati tahapan atau masa-masa sulit dalam kehidupannya. Anak SD pun harus bisa melewati serangkain ujian dulu, sebelum berhasil lulus dan bisa mendaftarkan diri kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP. Andai saja saat masih SD kita menyerah dan tidak mau pergi ke sekolah lagi hanya gara-gara mendapat PR yang sulit untuk dikerjakan, tentu kehidupan kita tidak akan seperti sekarang ini. Jadi hadapi saja semua kendala dan rintangan yang ada,  dan jangan pernah menghindar dari kondisi tersebut. Masalah, kendala dan rintangan yang ada bukan untuk dihindari, tapi dihadapi. Masalah, kendala, rintangan atau kesulitan itu sebenarnya menjadi batu pengungkit, untuk menaikkan level kedewasaan kita. Kemampuan kita. Jadi jangan dijadikan sebagai tembok penghalang, yang justru bisa menghentikan bahkan mematikan langkah kita sendiri. Sekali lagi kata kuncinya hanya optimis dan positive thinking.    

Optimis dan positive thinking mampu memberikan energi ribuan kali pada kita, untuk mewujudkan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Optimis dan positive thinking juga mampu menjadi magnet yang akan terus menarik semangat juang kita, meskipun tubuh ini terasa lelah dan ingin menyerah. Jangan hanya terfokus pada ketidak berdayaan atau keterbatasan yang ada dalam diri kita. Jangan hanya terhipnotis dengan ketidak mungkinan yang ada dibenak kita. Bisa jadi semua itu hanyalah ilusi semu semata, yang secara tidak sengaja kita ciptakan sendiri. Perasaan tidak mampu atau tidak berdaya sesungguhnya merupakan mental blok, yang justru bisa menghadang kesuksesan dan keberhasilan kita sendiri.

Jadi mulai sekarang biasakan diri memusatkan semua energi untuk mencari solusi dan jalan keluar, dari semua kesulitan yang ada.  Dengan memusatkan energi pada solusi dan jalan keluarnya saja, berbagai kemungkinan bisa tiba-tiba muncul dibenak kita sebagai sebuah jawaban yang smart. Jangan segan atau gengsi untuk minta pendapat, saran maupun masukan dari orang lain, guna memecahkan permasalahan yang sedang kita hadapi.

Pergilah ke koridor yang berbeda dan berkumpulah dengan ‘orang-orang’ yang memiliki energi optimis serta positive thinkingnya diatas rata-rata, agar semangat juangnya bisa menular ke kita. Jangan pernah menyerah teman. Siapa tahu masa depan kita hanya tinggal selangkah saja. Doing the best you can. Setelah itu teriakkan pada dunia….aku pasti bisa!!!!

Tanpa bermaksud mengecilkan permasalahan yang sedang kita hadapi, sesungguhnya kondisi kita masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan orang lain. Sebab diluaran sana masih banyak orang yang ‘tidak beruntung’ dan lebih menderita dari kita. Jadi tetap tersenyumlah untuk hari esok kita, seberat apapun masalah, kendala dan kesulitan yang sedang kita hadapi. Jangan pernah hentikan langkah hanya karena kerikil kecil. Karena jika hal itu kita lakukan, bisa saja menjadi awal pupusnya semua kesuksesan besar  yang bakal kita raih esok hari. Tampilkan pribadimu yang #MemesonaItu dan sudah waktunya pancarkan pesonamu kawan.......

lomba-blog-memesona-itu-berhadiah-2-kamera-mirorrless-voucher-5-juta-20-bingkisan-58d9cd01ef9673f84ec0a1ca.jpg
lomba-blog-memesona-itu-berhadiah-2-kamera-mirorrless-voucher-5-juta-20-bingkisan-58d9cd01ef9673f84ec0a1ca.jpg
250x505-memesonaitu-58d9cd286723bdd6038b4567.jpg
250x505-memesonaitu-58d9cd286723bdd6038b4567.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun