Mohon tunggu...
Aminah Bie
Aminah Bie Mohon Tunggu... -

Masih Kuliah di Program Studi Geography Education Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teratai: Untuk Sebuah Memoar

6 Juni 2012   09:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tatkala itu kudapati teratai di pinggiran kota,

dan kurebahkan tubuhku yang letih,

di ranjang teratai di suguhkan

kau-aku saling memandang.

bibir-bibir kita tak saling berucap,

karena malu dengan teratai yang kita semai

karena malu dengan nafas-nafas kita yang saling memburu di altarnya.

teratai,

tatkala itu, kau kecup aku dengan keringatmu,

dan kau lukis dadaku dengan kata,

dan kau ciptakan hamparan bunga dengan ciuman pendekmu,

teratai,

tatkala itu, kau tinggalkan kenangan didadaku.

Purwokerto 3 Juni 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun