Mohon tunggu...
Naana.com
Naana.com Mohon Tunggu... Freelancer - ~Kenali Dirimu, dan Jangan Berlebihan~

Sebutir debu semesta yang senantiasa menghindu Kasih-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Terjatuh dan Lututku Terluka

21 September 2023   21:17 Diperbarui: 21 September 2023   21:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi Penulis

Ku pandangi telur kupu di pagi kelabu,

menunggu ia menetas meski hujan mulai deras.

Menggigil, ulat kecil terlahir.

Sang ulat memamah dalam gerimis,,

diantara dedaunan, perlahan ulat membesar.

Ku tunggu meski langit kian bergemuruh.

Lelah, ulat membungkus dan tertidur..

Aku masih menunggu,

Menerka warna sayap sang kupu.

Hujan kembali mendera, saat bungkus ulat terbuka.

Sayap indah membentang, mencoba terbang.

Ia terbang,

meninggalkan aku..

Tinggi, semakin tinggi.

Lalu terjatuh,

terhantam butiran hujan.

Aku berlari menghampiri, 

berusaha ku gapai dan ku dekap,

Namun,

Aku terjatuh dan lutut ku terluka,

sayap kupu terberai sudah,

terbawa aliran air mata sang alam.

DnHZ

Malang, 24.03.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun