Mohon tunggu...
Amilna UlinnuhaHidayat
Amilna UlinnuhaHidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Profesi Kedokteran

Seorang sarjana kedokteran tahun 2019

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Deteksi Dini Hipertensi dan Demensia pada Lansia sebagai Gejala Klinis Keracunan Merkuri oleh Tim KKN-PPM UGM 2024 di Kecamatan Kokap

20 Mei 2024   19:11 Diperbarui: 20 Mei 2024   19:42 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Kecamatan Kokap, tepatnya di Desa Hargorejo dan Desa Kalirejo, terdapat penambangan emas skala kecil (PESK) yang menggunakan zat merkuri dalam tahapan amalgamasi. Penggunaan merkuri ini amat berbahaya karena dapat mencemari lingkungan sekitar lokasi penambangan dan berakhir masuk ke tubuh sehingga dapat mengganggu kesehatan. Hipertensi dan demensia merupakan salah satu gejala klinis keracunan merkuri akibat pajanan jangka panjang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2016. Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa KKN-PPM UGM 2024, yaitu Amilna Ulinnuha Hidayat dan Nuha Amalia, mahasiswa program studi Profesi Kedokteran dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, membuat program pendeteksian hipertensi dan demensia pada lansia di Dusun Gunung Kukusan, Kelurahan Hargorejo, Kecamatan Kokap.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Sedangkan demensia atau yang lebih sering dikenal sebagai pikun merupakan penurunan progresif pada ingatan dan kemampuan kognitif yang mengganggu kehidupan sehari-hari dan fungsi mandiri. Prevalensi hipertensi dan demensia tinggi pada populasi lansia.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 3 Mei 2024 yang dimulai dengan pendaftaran, pemeriksaan tekanan darah, sosialisasi pencegahan hipertensi dan demensia, serta dilanjutkan dengan pelaksanaan senam otak. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan bahwa 60% dari lansia yang hadir pada kegiatan tersebut menderita hipertensi. Sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan wawasan mengenai pencegahan hipertensi serta demensia yang sederhana dan dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Hal yang dapat dilakukan contohnya dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, dan menghindari paparan rokok serta alkohol.

 

dok. Nuha Amalia (2024)
dok. Nuha Amalia (2024)

Salah satu peserta kegiatan, Ibu Suparmi, menyampaikan rasa senangnya mengenai program deteksi dini dan pencegahan yang diadakan mahasiswa KKN-PPM UGM, "Pemeriksaan tekanan darah sangat penting bagi kami. Dengan kegiatan ini, kami bisa mengetahui kondisi kesehatan kami dan mendapatkan edukasi mengenai hipertensi. Kegiatan senam otak juga sangat menyenangkan dan bermanfaat. Kami merasa lebih segar dan bersemangat setelah mengikuti senam ini," ujarnya. 

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para lansia di Gunung Kukusan akan pentingnya menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penggunaan merkuri. Kehadiran dan partisipasi aktif para lansia menunjukkan semangat mereka untuk hidup sehat dan aktif meski di usia senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun