Mohon tunggu...
Amilia AgustinaY
Amilia AgustinaY Mohon Tunggu... Mahasiswa - everything

semua bisa menjadi apapun dan siapapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tulus yang Tak Berujung

22 Maret 2022   11:05 Diperbarui: 22 Maret 2022   11:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu ketika aku berjalan didepan mushola tempat kerja, aku tidak sengaja melihat mata seseorang yang membuatku ingin mengetahui tentang dia lebih dalam. Siapa sih sebenarnya dia itu? Sampai pada akhirnya.

"hei kamu, anak baru ya, kita belum kenalan." Ucap dia ketika sambil merapikan mukena.

Sontak aku merasa kaget karena dia yang memulai awal percakapan, disitu pula kita memulai perkenalan dengan singkat hanya bertukar nama tanpa melihat wajah satu sama lain, kebetulan ditempatku kerja wajib memakai masker.

Setelah momen perkenalan  yang singkat itu, pikiranku selalu terbayang matanya. Perasaanku selalu meminta untuk mencari tahu siapa dia itu. Ketika bekerja aku teringat akan Namanya dan aku berpikir untuk mencari tahu didaftar nama yang tertempel dipintu ruang ganti, aku mendapatkan nama lengkapnya.

Dengan semangat aku bertanya kepada teman kerjaku soal dia dengan modal nama lengkapnya, "oh dia, aku kenal Layla azzahra. Dia jomblo loh, cantik, baik pula." ucap Luki. Sontak perasaanku sangat senang mendengar apa yang diucapkan Luki. Aku seakan tidak kehabisan cara untuk mencari tahu tentang dia, disaat jam istirahat aku mengetik nama dia di sosial media dan ternyata ada,sefollow dengan temanku.

Tanpa berpikir panjang akupun memfollow sosial medianya dan langsung memulai chat untuk mencoba mengetahui dia lebih jauh.

"ini Layla yang kemarin kenalan dimushola kan?" isi pesanku sambil merasa malu.

"iya, oh ini Azam ya, ada apa emang?" dia membalas pesanku sambil bertanya.

Selama beberapa hari aku mulai sering mengirim pesan disosial media, hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk meminta nomor whatsappnya dengan niat untuk mengetahui tentang dirinya lebih jauh.

Akhirnya aku mendapatkan nomor whatsapp nya, disana kita mulai saling bertukar cerita sehari-hari. Sesampai ketika dia untuk pertama kalinya curhat tentang seseorang yang dia sayangi diperusahaan itu. Aku kaget, ternyata selama ini dia sudah mengagumi seseorang yang menurutku dia benar-benar menyayanginya.

Aku hanya tau posisi pekerjaan cowo yang dia kagumi, tanpa tahu siapa dan yang mana orangnya. Tapi suatu hari pada bulan ke tiga aku bekerja ditempat itu, disalah satu bagian tempat kerjaku ada pertukaran karyawan. Datanglah lelaki tinggi dengan postur tubuh yang hampir sama denganku, kita sempat kenalan satu sama lain. Bahkan selama tiga bulan aku satu shift dengan dia, hingga pada suatu hari setelah kita lama kenal. Lelaki itu mulai bercerita soal apa yang telah dia hadapi saat ini.

"Zam, pernah ga diposisi ketika udah punya cewe. Tapi, disisi lain lu juga lagi deket sama cewe lain." Ucap Ikmal.

"hahaha belum pernah bro." jawabku sambil tertawa.

"tapi gue bener-bener bingung zam, ada cewe yang begitu suka banget sama gue padahal gue gangerasa ngapa-ngapain. Disisi lain, gue juga gabisa kaya gini soalnya gue udah ada hubungan sama cewe yang satu lagi udah lama banget,bahkan org tua kitapun saling mengenal." Curhat Ikmal kepadaku.

"wah bahaya dong kalo gitu, coba inget-inget lagi apa yang udah lo lakuin sampe dia sebaper ini sama lu." ucapku.

Disitu pula aku mulai merasa penasaran siapa sih cewe yang dimaksud dia, karena pikiranku langsung teringat dan tertuju pada cerita yang sering Layla ucapkan saat itu.

"btw, siapa cewe yang suka banget ke lo itu bro?" tanyaku ke Ikmal.
"nama cewenya Layla, anak gedung ini juga." Jawab Ikmal.

Aku benar-benar gak nyangka, sesempit ini dunia yang menurutku luas, ternyata lelaki yang selama ini Layla ceritakan padaku adalah Ikmal. Temen kerjaku sendiri, tak hanya itu aku pun menanyakan soal apa yang akan dia putuskan karena aku merasa ingin membantu Layla yang selama 2 tahun bertahan dekat dengan dia walau tanpa ada kejelasan.

"terus apa keputusan yang bakal lo ambil? Cewe sana udah kenal jauh, cewe yang ini suka banget sama lo." Tanyaku ke Ikmal dengan pura-pura tidak tahu soal Layla.

"gue emang bener-bener gabisa sama Layla, gaenak sama keluarga gua yang udah saling kenal dengan keluarga cewe itu. Tapi gua bingung harus bicara apa ke Layla, karna gua ngerasa punya hutang budi atas apa yang Layla beri ke gua." Curhat Ikmal yang dari raut wajahnya keliatan emang lagi bingung.

Yang tadinya aku ingin membantu, akhirnya aku gabisa bantu Layla, karna aku merasa ini bukan hak aku untuk ikut campur dalam urusan kedua orang ini. Disitu aku cuman bisa mendengarkan apa yang Ikmal ceritakan tanpa bisa memberi solusi, karna kupikir dia lelaki dewasa dan seharusnya udah bisa memutuskan apa pilihan untuk masa depannya.

Setelah tiga bulan berpartner dengan dia, Ikmal pun kembali dipindah tugaskan ke gedung yang lain tanpa dia tahu bahwa pada saat waktu yang sama aku juga lagi dekat dengan Layla bahkan aku memiliki perasaan yang lebih dari dia.

Part 1
Beberapa bulan kemudian, kedekatanku dengan Layla masih saja seperti itu. Aku selalu jadi tempat cerita dia tentang Ikmal. Tak hanya itu, akupun merasa ingin mengobati apa yang telah dia rasakan selama ini memperjuangkan orang yang tidak bisa menghargainya.

Kedekatanku dengan Layla bukan hanya di pesan whatsapp saja, tetapi kita kadang makan bareng diluar sambil bercerita tentang orang yang sama yang selalu dia ceritakan. Aku tak pernah merasa bosan mendengar ceritanya, walau kadang cerita itu membuatku merasa sakit. Tapi aku selalu berusaha untuk menerima semua apa yang telah dia alami. Kadang akupun berusaha untuk membuka topik obrolan dan mencoba bercerita ke dia.

Ketika aku bercerita, yang kusuka darinya adalah bagaimana dia mendengarkan cerita dan bagaimana dia memberikan solusi. Hal itu cukup membuatku merasa beruntung kenal dan dekat dengannya.

Selama aku menjadi tempat cerita untuk dia, selama itu pula aku menahan perasaanku yang ingin sekali diungkapkan. Hingga pada suatu hari aku memberanikan diri untuk mengungkapkannya walau aku juga tahu hati dia untuk siapa, tapi ini aku lakukan agar aku merasa tenang.

"Laa, jujur selama ini aku menyimpan perasaan sama kamu." Ucapku

"hah, perasaan apa emang?." Jawab Layla terlihat kaget.

"iya jujur aku sayang sama kamu Laa." Ucapku dengan nada kecil karena malu.

"hah kok bisa, kan selama ini kamu tau sendiri perasaan aku buat siapa, padahal aku ga ngapa-ngapain kamu kan." Layla sambil menjelaskan.

"emang aku tau itu, tapi gapapa kok. Kamu gaperlu khawatir, aku bisa menerima itu semua aku hanya ingin tenang aja tanpa ada lagi perasaan yang harus aku tahan." Ucapku.

Meskipun Layla sudah tau perasaanku, tetapi itu tidak membuat dia canggung. Dia masih saja menjadi orang yang kukenal. Bahkan baru aku temui, bisa dibilang akupun baru merasakan perasaan sedalam ini hanya ke dia.

Kita tetap menjalani kehidupan seperti biasanya, walau sekarang Layla kadang merasa sedih atas apa yang telah Ikmal lakukan. Dan aku selalu tahu jika dia sedang tidak baik-baik aja, aku selalu bertanya apa yang dia rasakan saat ini.

"aku gatau harus gimana, aku baru kali ini merasakan perasaan yang sedalam ini ke cowo." Ucap Layla bernada sedih.

"hanya kamu yang bisa memutuskan kedepannya akan seperti apa Laa. Aku hanya bisa mendoakan atas apa yang kamu pilih." Ucapku

Setelah cerita dia yang panjang, aku ga nyangka, ternyata dia orangnya sekuat dan sesabar itu. Walau dibalik kuatnya dia, kadang menangis tersedu-sedu. Aku ga habis pikir padahal Layla itu menurutku paket komplit untuk dijadikan seorang istri. Bukan hanya pandai menjadi pendengar dan pemberi solusi, tetapi dia cewe yang sangat religious. Itu yang jadi point penting dari dia.

Bahkan ada beberapa teman kampus dia yang ingin melamarnya, namun dia tolak dikarenakan sampai selama ini dia masih menunggu keputusan dari cowo yang dia kagumi. Aku merasa tertantang untuk selalu mengejarnya, sampai-sampai aku memutuskan untuk kuliah dikampus yang sama. Karna aku ingin sejajar atau bahkan aku harus melebihi dia.

Part 2
Dua tahun aku bekerja disana, berarti dua tahun pula aku mendekati cewe yang selama ini hanya dia yang bisa membuatku memiliki perasaan sedalam ini. Sampai ketika kita sedang makan bakso ditempat yang dia sukai. Dia seperti biasa bercerita tentang apa yang telah dialami baik itu soal pekerjaan, bahkan sampai Kembali bercerita orang yang masih sama sampai dimana dia bilang

"aku udah merasa cape, aku pasrahin semuanya ke Allah." Ucap Layla.

"aku selalu kagum atas apa yang kamu putuskan, kamu hebat walaupun aku tau perasaan kamu yang sebenernya." Aku berkata dalam hati

Selama dia bercerita. Entah kenapa, aku merasa senang bukan karna apa yang dia katakan tapi dilain hal akupun merasa bingung. Kenapa bisa sedamai senyaman ini ketika dia ataupun aku yang bercerita. Pertama kalinya aku merasakan dan memperjuangkan Wanita sejauh ini, dari awal ketika kenalan aku sudah merasakan hal yang gabisa aku pahami ketika melihat matanya.

Kadang sikap dan kelakuan dia selalu membuatku tersenyum bahkan tertawa. Aku menyayangi dia dari berbagai sisi, pernah ketika kita jalan dia melakukan hal yang menurutku itu sangat lucu

"Layla kamutuh gaboleh gini yaa." Ucapku

"menyemenyemenye." Ucap Layla sambil ekspresi wajah yang lucu.

Aku selalu tertawa disaat dia seperti itu, aku selalu berpikir dari hal kecil saja aku sudah merasa bahagia apalagi jika aku memang menjadi pilihan hatinya. Dia Wanita yang sangat-sangat baik, sangat religious, sangat dapat memotivasi orang banyak dengan kata-kata dia yang lembut memberikan solusi ditiap masalah.

Secara ga langsung, selama dekat dengan dia aku mengalami banyak perubahan. Dimulai dari hal-hal kecil atau ketika aku akan memutuskan sesuatu selalu teringat apa yang dia katakan. Walau kadang aku melakukan banyak keshalahan yang bikin dia sakit hati. Tetapi dia selalu menerimaku dengan baik, bukan hanya itu akupun selalu ingin menjadi lebih baik agar bisa menjadi yang dia harapkan atau bahkan bisa menggantikan lelaki yang selama ini dia kagumi.

Hingga pada waktu aku berani berbicara serius dengannya

"Laa, aku gatau apa dan siapa yang akan kamu pilih nanti. Tapi selama kamu belum sama siapa-siapa, aku akan selalu berusaha memperbaiki diri dan menutupi semua kesalahan aku yang dulu. Karna aku ingin menjadi orang yang kamu harapkan demi bisa menuju surganya Allah. Aku merasa beruntung bisa mengenal kamu sejauh ini." Ucapku

Bahkan sampai saat inipun aku selalu merasa jika dekat dengan dia, aku merasa bahwa surga itu sangat dekat. Segala ikhtiar dan doa aku lakukan, tetapi aku gabisa memaksakan pilihan hidup seseorang,aku hanya bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik. Yang jelas aku menerima keadaan apapun yang ada padanya lillahi ta'ala.

Nama : Amilia Agustina Y P

Prodi : Ilmu komunikasi

Universitas Sangga Buana YPKP Bandung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun