Dibutuhkan karena meskipun saat ini informasi atau pengetahuan dapat kita dapatkan melalui berbagai platform digital seperti media sosial namun manusia tetap membutuhkan bacaan yang kredibel.Â
Bacaan atau informasi yang ada di media sosial itu belum tentu bisa dipertanggung jawabkan. Beda dengan apa yang ada di buku yang sudah dicetak karena sebelum melalui proses pencetakan pasti sudah dibaca berulang dan melalui proses yang cukup panjang.
Dunia percetakan juga dihadapkan dengan masalah pembajakan karena maraknya buku digital yang bebas didownload dengan mudah dan disebarluaskan.Â
Namun, dunia percetakan akan tetap diuntungkan oleh pasar buku fisik karena secara kepuasan, orang lebih senang membaca buku fisik.Â
Beberapa orang ada yang merasa tidak kuat jika membaca terlalu banyak dengan huruf kecil. Selain itu, ada kebanggaan tersendiri saat seseorang memegang buku untuk dipamerkan.
Memang ada peluang kalau produktivitas dunia percetakan buku secara fisik mengalami penurunan serta menghadapi tantangan berat akibat digitalisasi.Â
Maka, sebagaimana bisnis lain yang berusaha bertahan dalam menghadapi pandemi, industri penerbitan atau percetakan juga harus melakukan sejumlah inovasi agar bisa bertahan.Â
Adapun inovasi yang bisa dilakukan untuk dunia penerbitan ke depan setidaknya ada dua hal, yaitu:
1. Kolaborasi
Kolaborasi antara industri penerbitan dan percetakan yang sustainable untuk menjangkau pasar digital yang lebih luas.Â
Pandemi membuat beberapa aktivitas manusia memanfaatkan digitalisasi dan industri ini harus beradaptasi dengan hal tersebut.Â