Mohon tunggu...
Amilatur Rohma
Amilatur Rohma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Physics Student | Content Writer | Social Media Enthusiast

A Marketer who enthusiasting on writing. Menulis untuk menyampiakan hal yang tak mampu diucapkan oleh lisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidak Ada Detektif yang Lebih Lihai Mencari Barang, Kecuali Ibu

22 Desember 2022   11:48 Diperbarui: 22 Desember 2022   12:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal yang kamu dapatkan dari punya keluarga inti dengan jumlah besar adalah tiada hari berlalu tanpa onar. Keonaran kecil karena salah menempatkan benda, beda pendapat, beda selera dalam memilih makanan atau pakaian. 

Maksudku selalu ada perselisihan kecil yang melibatkan dua belah pihak, entah sang Bapak dengan Ibu, bapak dengan anak atau lebih ricuh lagi anak dengan anak. Dari semua keonaran itu ada satu peran penting yang diemban oleh seorang ibu. 

IBU, mencerminkan sosok paling berkuasa dan berpengaruh di dalam rumah. Jika ayah adalah kepala keluarga, maka ibu adalah manager operasional yang bertanggung jawab mengatur dan mengelola sumber daya dan aset di dalam keluarga. 

Bagi kami keluarga dengan anggota yang cukup banyak, sangatlah susah untuk mengatur semua kebutuhan tanpa adanya seorang komandan. Dapat dibayangkan betapa chaosnya jika sehari saja ibu tidak ada di rumah. 

Ibu adalah sosok serba bisa. Tak ada hal yang tak bisa dilakukannya. Mengatur keuangan? Sudah pasti jagonya. Bahkan seribu rupiah pun diperhitungkan. Memasak? Jelas cita rasanya adalah terbaik dari yang terbaik.

Bayangkan, aktivitas rumah tangga yang cukup banyak bahkan mampu dilakukannya secara multitasking. Memasak bisa disambi menyapu, mengepel, mencuci pakaian bahkan sering ditinggal mandi dan mengejutkannya hasil masakannya matang tepat waktu serta aman-aman saja.

Meski tak mahir dalam semua bidang seperti memasang gas elpiji atau membaca peta navigasi, namun ada satu bakat ibu yang tidak bisa dimiliki anggota keluarga lain yaitu kemampuannya dalam menemukan barang yang hilang.

Hampir semua barang yang ketlingsut atau lupa kami taruh selalu berhasil ditemukan. Bahkan kadang, untuk barang-barang yang belum pernah beliau lihat secara langsung. 

Ketika berhasil ketemu, ibu selalu bilang, "Ini apa! apa-apa ga dicari dulu", lengkap dengan omelan khasnya. Hingga kami bertanya-tanya apakah ibu memiliki kamera tersembunyi di tiap sudut rumah atau ibu kami adalah detektif khusus barang hilang.

Lebih diperhatikan lagi insting detektif ibu dalam mencari barang hilang sebenarnya bisa dijelaskan secara rasional. Secara teoretis, wanita cenderung lebih baik dalam mengingat episodic memory, yaitu salah satu memori jangka panjang tentang peristiwa atau pengalaman khusus, entah itu percakapan, kejadian, atau wajah orang. 

Jadi wanita memang lebih mudah mencari barang, karena masih bisa mengingat peristiwa yang terjadi saat ada barang itu dan kira-kira ditaruh di mana barangnya.

Selain itu, mata wanita memiliki jangkauan pandangan lebih dari 180 derajat, karena mata wanita punya lebih banyak jenis kerucut dalam retinanya. 

Otak wanita terprogram untuk mengolah semua informasi visual karena otaknya bisa memproses lebih banyak "gambar" dalam satu waktu dibanding pria. Makanya, ibu jauh lebih teliti dan detail dalam melihat sesuatu yang dekat. 

Alasan kedua karena ibu sangat menguasai daerah teritori rumah. Setiap sudut rumah beliau hapal, ada perabot apa di sana, warnanya apa, bentuknya apa, ada detail apa saja beliau kenal betul layaknya sudah tertanam di alam bawah sadar. 

Ketika barang hilang, besar kemungkinan ibu tanpa sadar pernah melihat barang tersebut saat sedang membereskan rumah. Area pencarian akan dipersempit ke spot-spot tertentu yang memungkinkan dan barang jadi lebih cepat ditemukan.

Terakhir, ibu mencari menggunakan matanya bukan mulut dan amarahnya. Ini konyol, tapi pasti  sering kita lakukan, mencari barang sambil panik dan marah-marah tidak jelas. 

Berbeda dengan ibu, mulutnya mungkin sambil mengomel tapi mata dan pikirannya dengan tenang menyisir sudut area rumah. Setelah barang ditemukan, gantian kita yang cengengesan dan beliau yang marah-marah, "Makanya jangan gupuh, disimpen yang bener!". 

Memang benar tidak ada detektif yang lebih lihai ketika mencari barang, selain ibu. Masih banyak juga kok wanita atau anak perempuan yang sulit mencari barang di sekitar rumah, tapi ibu-ibu tetap dinilai lebih hebat dalam menemukan barang. 

Banyak sekali hal-hal kecil di rumah yang seharusnya bisa kami lakukan sendiri, tapi sulit jika tidak ada campur tangan ibu. Sering kali beliau sampai kesal dibuatnya. 

Begitulah ibu, pandai dalam menyampaikan ekspresi rasa sayangnya. Tapi aku pikir hal-hal seperti itulah yang membuat ikatan emosional keluarga makin kuat dan perasaan saling menyayangi itu rekat. Karena dimanapun dan kapanpun wujud rasa sayang ibu akan  selalu melekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun