Tampaknya sekilas alasan di atas cukup masuk akal, tetapi apakah pemerintah dan pihak pengelola candi tidak memikirkan jika wisatawan yang keberatan dengan pemberlakuan tarif tersebut akan berdampak kepada sepinya minat pengunjung Candi Borobudur itu sendiri. Sehingga, alasan pemerintah ingin membantu penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya di kawasan sekitar Candi Borobudur justru akan terancam gagal karena masyarakat lebih memilih untuk berwisata ke tempat lain.
Jika tujuan pemerintah bukan untuk meraup keuntungan semata, seharusnya kuota pelajar diberikan ruang yang lebih banyak daripada kuota untuk wisatawan lain. Kenaikan harga tiket justru akan menciptakan perspektif buruk kepada para calon wisatawan mengenai pembengkakan budget dalam berwisata. Sebenarnya dengan hanya mengurangi jumlah wisatawan yang sebelumnya sekitar 10 ribu orang dalam sehari kini hanya 1.200 orang per hari saja sudah cukup. Kenaikan harga sebenarnya tidak diperlukan karena untuk perawatan Candi Borobudur dapat diambil dari hasil penjualan tiket dan dari APBN yang diberikan setiap tahun, hal serupa disampaikan oleh Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, menyatakan dana perawatan tersebut bersumber dari APBN yang dikucurkan tiap tahun.
Melalui kericuhan yang terjadi dalam masyarakat mengenai kenaikan harga tiket Candi Borobudur ini akhirnya pemerintah dan pihak pengelola Candi Borobudur membatalkan rencananya. Dengan demikian, masyarakat dapat berwisata di Candi Borobudur tanpa tarif fantastis. Meskipun kenaikan tarif ini dibatalkan, masyarakat atau calon wisatawan Candi Borobudur harus memiliki kesadaran pribadi bahwa kondisi candi sudah mengalami pengikisan. Jadi, masyarakat dapat bersama-sama menumbuhkan kesadaran masyarakat lainnya untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan peninggalan bersejarah yang sangat berharga yakni Candi Borobudur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H