Mohon tunggu...
Amila K.
Amila K. Mohon Tunggu... Freelancer - Cappucino latte

Pelajar| Universitas Islam Negeri Malang | Jangan biarkan hal kamu suka menguap di udara, take action| Lahir di kota Bersinar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Resensi] Novel "Pergi" Tere Liye

31 Agustus 2018   20:53 Diperbarui: 4 September 2018   08:28 29062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah, itu perkenalan sekilas bagi yang belum tau dan bagi yang sudah tau terimakasih sudah menyempatkan waktunya membaca tulisan saya. Poin selanjutnya saya akan mencoba meresensi novel "pergi". Simak terus ya.

Isi Cerita

Malam itu Bujang bersama empat rekan misi nya berada di gudang kontainer. Mereka berhasil melumpuhkan tukang pukul El Pacho sindikat penyeludup narkoba terbesar di Amerika Selatan yang berniat mencuri benda berharga milik keluarga Tong. Selangkah keberhasilan didepan mata sosok misterius bertopeng yang membawa gitar kecil mirip ukulele bersamaan munculnya nyanyian berbahasa Meksiko. Entah darimana datangnya dia mengetahui nama asli Bujang. Agam. Si Babi Hutan. Yang sebenarnya hanya segelintir orang di masa lalu yang mengetahui nama tersebut. Sosok itu mendekat dan menawarkan duel satu lawan satu. Barangsiapa yang menang dia akan pergi membawa prototype itu, siapa yang kalah dia juga tetap akan pergi. Akhirnya terlibatlah mereka berjual beli bagu hantam. Untuk pertama kalinya Bujang merasa bahwa pertahanannya tidak berguna. Layang serang yang diberikan bukan lagi serangan biasa. Sudah ratusan tukang pukul tingkat atas yang takhluk dengan jurusnya. Namun lawan satu ini ternyata tidak bisa dianggap enteng, ia memiliki jurus yang tidak Bujang duga sebelumnya. Akhirnya ada yang mengalahkan jurus guru Bushi andalannya. Ada keanehan sesaat sebelum sosok bertopeng itu pergi merayakan kekalahan Bujang. Pria itu berbisik dengan menyebut kata "hermanito" yang jika diterjemahkan berarti " adik laki-laki ".

Siapapun, dia bukan orang biasa. Bayangan sosok misterius itu kembali menghantui isi kepala Bujang. Mungkin ada teka-teki yang harus diselesaikan. Dia harus menemukan jawabannya. Mencari kepingan-kepingan masa lalu untuk disatukan kembali, dihubungakan, dicari kebenarannya. Mungkin saja sosok itu ada kaitannya dengannya atau dengan orang-orang terdekatnya. Misi pencarian inilah yang akan membawa Bujang kembali bertemu dan mengenang orang-orang di masa lalu yang akan membantu menemukan sebuah jawaban, berkaitan dengan sosok yang ia benci, Samad-bapak Bujang, juga sosok yang hadir diantara mereka sebelum Samad bersama Midah-Mamak Bujang. Perlahan pintu masa lalu mengizinkan Bujang untuk masuk, mengintip cerita yang tidak pernah dia tau dari siapapun.

Menjadi seorang Tauke Besar adalah masa depan yang tidak pernah diimpikannya. Menjadi satu dari delapan penguasa penting yang menduduki posisi sebagai penguasa Shadow Economy. Salah seorang guru mengaji Bujang melontarkan pertanyaan yang menohok hatinya. Tuanku Imam.

"...Sejatinya kemana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa 'kendaraannya'? dan kemana Tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita? Itulah persimpangan hidupmu sekarang, Bujang. Menemukan jawaban tersebut. ' Kamu akan pergi kemana', nak?" (hal.86)

Perjalanan inilah yang akan mengantarkan Bujang mengenal siapa dirinya di masa lalu. Orang-orang yang pernah terlibat tanpa ia tau siapa, dan kenangan yang ia lewatkan sebelum menjadi bagian dari keluarga Tong. Dalam data buku di atas, telah saya tulis bahwa novel ini mengandung genre action. Lembar demi lembarnya akan ada adegan yang membuat bulu kuduk kita berdiri karena adegan yang tertulis sangat mudah dipahami. Dengan  sekali baca,  pemeragaan kata akan masuk dengan cepat ke dalam imajinasi pembaca. Seolah berada di dalam gedung bioskop menyaksikan film action. Sangat menarik. Namun, dalam beberapa part tertentu terdapat kisah percintaan tentang Samad, bapak Bujang. Jangan takut bosan. Jika kalian pernah membaca novel "Hujan", pasti akan tau bagaimana romantis dan berbedanya pembawaan Tere Liye terhadap cerita tentang suatu hubungan asmara. Tere Liye sangat menekankan makna dibandingkan dengan gaya bahasa yang mendayu-dayu. Justru hal tersebut akan membuat cerita bertambah romantic dengan sendirinya.

Tokoh cerita yang muncul nantinya tidak berbeda dengan tokoh dalam novel "Pulang", tetap Bujang sebagai tokoh utama, seperti: Salonga-guru menembak Bujang, White, dan si kembar: Yuki dan Kiko dengan sifat centil dan menggemaskan, Togar, dll. Juga, ada nama-nama baru nantinya yang akan ikut mewarnai jalannya cerita, seperti: Lubai, Otets, Rambang, Maria, Hiro, Kaeda, Yuri, Diego, Catrina dan tokoh-tokoh lainnya. Mereka akan ikut serta mensukseskan cerita sampai akhir.

Novel ini juga membahas tentang misi keluarga Tong untuk menjalin aliansi bersama keluarga sekutu seperti keluarga Yamaguchi, dan Bratva untuk menjatuhkan si licik Master Dragon, kepala penguasa Shadow Economy yang berpusat di Hongkong. 

Dibekali dengan kecerdasan dan sikap pertimbangan yang sangat matang Bujang selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan sekecil apapun. Sampai akhirnya ia memiliki jawaban akan dibawa kemana keluarga Tong pergi.

Kelebihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun