Mohon tunggu...
Andi Muhammad Ihsan
Andi Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang kebetulan menulis di waktu senggang. Menyukai musik dan ingin menjadi pelaku industri musik melalui goresan tangan dan ketikan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Siapa yang Bisa Dipercaya Kalau Pembunuhnya Ternyata Polisi?

8 Agustus 2022   19:46 Diperbarui: 8 Agustus 2022   20:37 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : azmirror.com

Sudah hampir 30 hari kasus Brigadir J yang tengah menuai banyak perhatian dari segala elemen masyarakat. Berbagai spekulasi mencuat tentang apa fakta sebenarnya dibalik kasus yang berbelit-belit ini, keresahan yang menunggu titik terang dari kasus ini juga yang membuat saya menuliskan pandangan pribadi tentang kasus ini. 

Entah kenapa, saya yang bahkan seseorang yang sangat jarang untuk peduli tentang apa yang terjadi di negeri ini, turut memantau. 

Kasus yang sebenarnya sangat mudah untuk ditelusuri, terkesan menjadi kasus yang paling sulit dipecahkan bahkan oleh penyidik sekalipun. Saya merasa kalau ada sesuatu dibalik ini, dan tidak seperti yang kita ketahui sekarang.

Kalau kata pepatah, 'Kebenaran berada pada bibir-bibir manusia yang sudah mati'.

Brigadir J, meninggal dunia di kediaman Kadiv Propam. Keanehan bermula ketika kasus ini baru diungkap ke publik tiga hari setelah kejadian. Dengan alasan yang sangat 'bodoh' untuk seorang penegak hukum mengeluarkannya ke khalayak ramai. 

Berlanjut dari keterangan yang mengatakan bahwa terjadi baku tembak antar sesama polisi, Bharada E dan Brigadir J, Brigadir J melepaskan 7 tembakan, tidak ada yang mengenai Bharada E. Sementara, Bharada E melepaskan tembakan sebanyak lima kali, berhasil tepat sasaran semuanya. Tidak masuk akal.

 Saat publik terutama keluarga Brigadir J ingin mengetahui kebenarannya, polisi mengeluarkan statement mengatakan CCTV di lingkungan komplek rumah Kadiv Propam mati. Ini memperkuat keanehan yang terjadi dibalik peristiwa ini.

Bagaimana bisa CCTV yang berada di kompleks perumahan dinas kepolisian ini dibiarkan mati begitu saja? Atau sengaja dimatikan?

Tidak adanya upacara penghormatan saat pemakaman Brigadir J, membuat keluarga kecewa dan menuntut dilakukan autopsi ulang. Dan, saat tulisan ini ditulis, pengacara keluarga Brigadir J mengatakan ada lubang di belakang kepala yang ketika dilihat tembus hingga ke hidung. 

Saat petugas autopsi mengecek bagian kepalanya, otaknya tidak ada, dan ditemukan otaknya berada di sekitar dada/perut. Selain itu, ditemukan banyak luka yang diidentifikasi bukan berasal dari senjata api. Katanya baku tembak?

Kadiv Propam dan Istri, serta Bharada E adalah tiga orang yang mengetahui dengan jelas semuanya. Pertanyaan-nya adalah, siapkah mereka berbicara apa adanya dan menaruh kariernya untuk digadaikan, atau justru melindungi diri mereka untuk mempertahankan eksistensi?

Kalau kasus ini akhirnya menjadi bad ending, asumsi saya terhadap penegak hukum ini sama persis dengan yang terjadi di film 'The Batman'.

Semua sudah siap dengan lautan fakta yang menyakitkan. Get ready..

Waktu akan menjawab dengan sendirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun