Mohon tunggu...
Amif Rizki
Amif Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai seorang mahasiswa Universitas Djuanda Fakultas Ilmu Pangan Halal semester 5

Media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-T Membuat Inovasi dalam Bentuk QR Code Gemas (Gerakan Mama Sadar Stunting)

30 Agustus 2023   13:47 Diperbarui: 30 Agustus 2023   14:46 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Banjarsari, Ciawi Bogor - Kelompok 7 KKN-T fakultas ilmu pangan halal dengan Dosen Pendamping Ibu Arti Hastuti, S.T.P., M.T.P, Selain melakukan sosialisasi peduli gizi dan anemia dalam mencegah stunting, sekelompok mahasiswa KKN-T Universitas Djuanda (UNIDA) di Desa Banjarsari, Kabupaten Bogor, juga mengembangkan program Gerakan Mama Sadar Stunting atau dikenal dengan GEMASS. Program yang disajikan dalam bentuk QR Code ini merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan melalui gerakan pemberian makanan bergizi dan seimbang kepada anak.

E-Book GEMASS

Sahnur Mulya, selaku ketua GEMAS QR Code, mengatakan program ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan pola makan seimbang dan bergizi kepada anak. Masyarakat dituntut untuk memberikan gizi yang seimbang dan bergizi kepada anak.

Awalnya ide untuk menciptakan inovasi GEMAS QR Code ini muncul karena adanya tanda-tanda stunting pada anak di Desa Banjarsari terkait permasalahan stunting di Indonesia yang dimana angka pertumbuhan stunting cukup tinggi yaitu sekitar 21.6%. Selain itu, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pemberian makanan bergizi seimbang dan bergizi bagi anak perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Dokumentasi pribadi: 

screenshot-2023-08-30-133542-3-64eeeb6e4addee627b4dc565.png
screenshot-2023-08-30-133542-3-64eeeb6e4addee627b4dc565.png

Dokumentasi pribadi: Poster GEMASS

"Masyarakat setempat belum sepenuhnya memahami dan tidak menyadari pentingnya pemberian makanan bergizi seimbang dan bergizi kepada anak serta bahayanya jika anak tidak mendapat makanan yang seimbang dan gizi baik dari orang tua karena hal ini dapat menjadi salah satu faktor penyebabnya. stunting pada anak-anak," tuturnya.

Acara ini dimulai dari tanggal 21-25 juli 2023 yang ditandai dengan melakukan observasi dan penjaringan di lapangan, dilanjut pada tanggal 26 Juli-5 Agustus 2023 dengan melakukan perumusan ide dan masukan dari Kepala Desa Banjarsari. Lalu di tanggal 6-8 Agustus 2023, kami menyusun tim dan merancang mekanisme pelaksanaan. Di tanggal 7-10 Agustus 2023, kami melakukan sosialisasi program kepada masyarakat sasaran, dan mulai dari tanggal 11-15 Agustus 2023 di setiap pos Posyandu yang kami datangi," tambahnya menerangkan.

Sementara itu, Dede Rahmat, Sekretaris Desa Banjarsari, mengatakan kegiatan inovasi desa tersebut merupakan terobosan baru dalam menyelesaikan masalah stunting. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa, menciptakan suasana baru yang memiliki prospek penyelesaian permasalahan melalui inovasi generasi muda dalam hal ini mahasiswa, sehingga diharapkan menjadi solusi yang tepat dan kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun