Mari kita lihat mata rantai lembaga pendidikan menghadapi pandemi Covid19.
Kita lihat pada kondisi level menengah dan bawah. Mahasiswa yang orangtuanya secara ekonomi bergantung pada pekerjaan di sektor formal dan sektor non formal . Pada masa pandemi Covid19 ini berpeluang kehilangan sebagian besar penghasilannya.
Maka kemungkinan terbayar SPP mahasiswa menjadi menurun untuk tahun ajaran baru. Ketika, SPP sudah tersendat, maka lembaga pendidikan akan mulai terseok-seok memenuhi kewajiban membayar hak tenaga pendidikan dan kependidikan.
Maka pada posisi ini, belajar dari rumah, tidak lagi menjadi solusi bagi pembelajaran jangka panjang.
Lalu apa yang bisa dilakukan menghadapi situasi ini.
1. Secara makro ini adalah saatnya untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
2. Lakukan SWOT dengan mengukur efektifitas dari struktur organisasi yang ada.
3. Jika ada struktur yang tidak efektif , boleh jadi ini adalah moment yang tepat untuk meniadakan struktur itu.
4. Perampingan struktur formal menjadi salah satu pilihan, lepaskan struktur yang tidak efektif dan tinggalkan yang efektif.
5. Dalam kondisi ketidakpastian maka posisi-posisi yang penting untuk tetap membuat lembaga bertahan, dapat dipertahankan.
6. Opsi, apakah lembaga akan bertahan, atau akan dimati surikan sementara. Membutuhkan seleksi yang tepat untuk bisa bertahan di kemudian hari.