Misalnya, seorang guru yang cinta betul mengajar anak usia PAUD mungkin wajib memiliki paling tidak tiga atau empat kecakapan sesuai level pendidikan yang diajarnya.
Ditambah kecakapan lain yang relevan dan dibutuhkan. Demikian pun seorang dosen, harus tetap dibekali dengan kecakapan kompetensi utama mengajar sehingga memiliki kompetensi seorang pendidik. Â
Ke lima, sarana dan prasarana. Jika politik pendidikan Indonesia sudah berpihak pada yang lemah dan banyak. Jika kebijakan sudah bisa terintegrasi dan sinergi. Jika SDM sudah kompeten dan profesional. Maka alat bantu yang dibutuhkan adalah sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan level, jenis pendidikan dan geografi wilayah. Diposisi inilah inovasi metode belajar, inovasi metode pengajaran, penggunaan media belajar menjadi alat yang mendukung tercapainya target belajar yang ujungnya adalah kompetensi keilmuan dibidangnya.
Maka pada saatnya nanti ruang-ruang kosong pendidikan akan diisi oleh para ahli dibidang keilmuan dengan karyanya dan para professional yang menggerakkan Indonesia.
Tidak ada dikotomi dalam Pendidikan di Indonesia antara teori dan praktek, antara akademisi dan professional. Mereka tumbuh dan berkembang optimal di bidangnya masing-masing sembari berkolaborasi dengan sesama untuk mencari solusi atas permasalahan yang muncul. Masing-masing menempati posisinya pada kompetensi yang dibutuhkan tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual dan moral yang dianutnya. Mereka betul-betul sosok manusia yang utuh.
Pendidikan Indonesia secara integrative menyatukan dan mengembangkan empat unsur dalam diri manusia yaitu unsur intelektual, emosi, fisik, dan spiritual sebagai driving force bagi pengembangan tiga unsur lainnya sehingga generasi Indonesia 2045 adalah generasi yang harmoni, tangguh, cerdas, dan bugar.
Pendidikan Indonesia adalah pendidikan yang di rancang dengan cermat, berkesinambungan, berkelanjutan yang mampu mengantisipasi perubahan dan tuntutan pada jamannya dengan system yang mudah, ringan, murah dan menjaga nilai-nilai moral kejujuran, tanggungjawab, keberanian dan mandiri. Pendidikan Indonesia yang demikian saya namakan Pendidikan Indonesia yang utuh, Pendidikan Indonesia yang Holistik. Â
Semoga saja cita-cita  ini satu saat mewujud, dan dapat mengantarkan Indonesia pada generasi emasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI