Mohon tunggu...
Amie Primarni
Amie Primarni Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Pemerhati Pendidikan Holistik

Amie Primarni Dr, lahir dan tumbuh besar di Jakarta. Ayahnya M. Tabrani asli Pamekasan, Madura. Ibu Siti Sumini asli Jogjakarta. Aktif sebagai Dosen, Pemerhati Pendidikan Holistik dan Komunikasi. Penulis Prolifik. Pemilik Mata Pena School. Penggagas Komunitas Dosen Menulis. Ketua Divisi Neurosains Pendidikan SINTESA. Anggota Asosiasi Penulis dan Editor, Assosiati Penulis Penertbit Pergurian Tinggi,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jurnal Ilmiah Penting tapi Tidak Cukup

30 September 2017   08:52 Diperbarui: 30 September 2017   09:08 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kalangan akademis menulis Jurnal merupakan keharusan. Lepas dari  sebuah kewajiban administrasi seorang Dosen sebagai laporan dalam BKD/LKD. Dan utamanya    pada masa kuliah untuk meraih gelar akademis  magister dan doktoral atau mencapai posisi Guru besar. 

Penelitian yang kemudian hasilnya dituangkan dalam Jurnal,  adalah  bagian dari Tridarma Pendidikan Tinggi, disamping Pengajaran dan Pengabdian Masyarakat. Saya sangat mendukung dan setuju dengan  adanya Darma bidang penelitian sebagai bagian bentuk kerja intelektual para akademisi yang memiliki pakemnya sendiri. Proses penelitian hingga  menjadi hasil adalah ranah para akademisi. Mempopulerkan hasil Penelitian yang panjang, rumit dan penuh dengan standard Metode  Penelitian dan Penulisan Ilmiah kemudian di ringkas dalam Jurnal ilmiah.  

Apa fungsi Jurnal bagi masyarakat akademik ? Jurnal dapat  dijadikan salah satu ukuran perkembangan ilmu pengetahuan. Jurnal dapat digunakan sebagai media curah gagasan dalam inovation dan invention.  Jurnal memungkin hasil penelitian diakses ke masyarakat akademis yang  mendunia. 

Pertanyaan ketiga saya yang menggelitik adalah, media  apa setelah Jurnal ilmiah yang dapat digunakan untuk mensosialisasikan  hasil pemikiran - penelitian - kepada masyarakat awam, yang notabene  jumlahnya masih kurang. Sebelum saya uraikan pemikiran saya lebih lanjut  saya menyimpang sedikit. Ke bidang pengabdian masyarakat.  

Dalam pandangan, pengamatan dan pemahaman saya, sejauh ini  Pengabdian  masyarakat adalah kegiatan nyata yang dilakukan di tengah masyarakat  yang sesuai dengan bidang keilmuan.Dan ini sejalan dengan bidang  penelitian. 

Tetapi saya melihat ada missing link diantara  penelitian dan pengabdian yang seharusnya justru menjadi hal penting  bagi upaya membumikan ilmu untuk masyarakat awam.Dalam pemikiran  saya seharusnya, setelah penelitian dan jurnal maka - buku dan artikel  ilmiah populer - harus menjadi bagian dari kerja seorang Dosen utamanya  yang telah menyelesaikan doktoralnya. 

Jadi urutan yang baik bisa  dilakukan mulai dari penelitian kemudian ke dalam jurnal, dua kegiatan  ini masih di dalam pagar akademis. Maka ketika kita akan melompat keluar  pagar akademis maka buku dan artikel populer adalah bagian dari upaya   menyiapkan masyarakat awam untuk mendapatkan berkah kebaikan dari ilmu  yang ada. 

Pengabdian masyarakat bukanlah kegiatan parsial dan  insidentil. Tetapi sebuah kegiatan yang terencana dan terstruktur. Buku  yang dihasilkan dari penelitian atau jurnal bisa menjadi pegangan bagi  masyarakat untuk mandiri dalam perkembangan selanjutnya.  Apakah cukup jika kita hanya datang satu kali dalam seminar " Selamatkan Bumi,  Air dan Udara di Indonesia " di sebuah Desa ? Setelah itu masyarakat  tidak mendapat satu pegangan apapun. Alangkah cantiknya misalnya. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa polusi dan sampah di Indonesia sudah  mencapai ambang batas berbahaya. Kemudian ditemukan bagaimana penanganan  atau tindakan prefentif yang bisa dilakukan, dimuat dijurnal.

Kemudian muncul dalam buku saku,   "Sayangi Bumi, Air dan Udara di  Indonesia" yang berisi langkah prefentif dalam penanganan alam.
Media sosial, dapat menampung artikel ilmiah populer sebagai tanggung  jawab bersama. Satu penelitian bisa menghasikan banyak buku dan banyak  artikel. Ketika kita meninggalkan masa Pengabdian Masyarakat maka "  buku" dan "artikel yang tersebar" menjadi panduan bagi mereka untuk  terus mengembangkan diri. 

Jika step-step ini dilakukan. Maka  kemungkinan besar orang akan ngeri-ngeri sedap untuk melakukan pencurian  ide atau gagasan - plagiat - sebab ide harus terimplementasi nyata yang  bisa diakses masyarakat. 

Jurnal Ilmiah Penting, tapi tak cukup  untuk mencerdaskan masyarakat awam yang jumlahnya jauh lebih banyak dan  membutuhkan akses bahasa yang mudah dipahami. Tugas Dosen dan ilmuwanlah  yang menyederhanakan hal rumit menjadi mudah. 

Buku dan tulisan  adalah jembatan sehingga antara Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian  Masyarakat ada benang merah yang tersambung. Sudah saatnya Dosen Menulis, Dosen Berkarya. Jangan simpan ilmu hanya dibalik pagar akademis. 

Mari kolega Dosen rapatkan barisan, beri  ilmu kita - yang sedikit ini -  di ruang publik. 

Dr. Amie Primarni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun