Kau adalah aku,
Sama halnya aku adalah kau,
Kau dan aku adalah dia,
Sama halnya dia adalah aku dan kau,
Akhirnya kau, aku juga dia,
Menjelmalah menjadi "kita",
Bersama "mereka" di Bumi ini!
yang gila, yang waras
yang tangis, yang tawa
yang tersenyum, yang termenung
yang ramai, yang sepi
yang bersama, yang sendiri
bertolak belakang!
hitam-putih, tapi begitulah cara kita hidup!
warna yang menyatukan,
Dan...
Mulailah ditulis dalam lembaran-lembaran buku
di Langit dan Semesta,
dalam bingkai dan kebijaksanaan waktu,
dalam pelukan jarak,
Dia, kau, juga aku
menjelma dalam rupa Rembulan, Angin dan Matahari
dalam kebaikan Langit!
Coba tanya Senja!
Dia yang paling tau semuanya,
Kebersamaan ketiganya di Langit-Nya, di batas Cakrawala
dipenantian Malam,
Malamlah yang selalu memluk ketiganya,
Malamlah yang mengajarkan mereka melukis pelangi dalam gelap!
Malamlah yang mengajarkan mereka melukis bening dalam terang!
Malamlah yang mengajarkan penerimaan atas segala tiba!!
Mereka hanya Makhluk Kecil. . .
yang berusaha tetap terang di Kubangan,
Mereka hanya Makhluk Kecil. . .
yang berusaha bersinar di dekapan Malam,
Mereka adalah jutaan Bintang di Semesta,
Dalam gelap, dalam terang
* Senja di Tubir Mahakam (06-04-2012)
buat keluarga kecilku. .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H