Mohon tunggu...
Matahari Kecilmu
Matahari Kecilmu Mohon Tunggu... -

Sampai saat ini sangat menyukai Hujan,tapi masih takut-takut dengan petir...he he he.. Hobi sekali nongkrong di pinggir jalan mengamati aktivitas orang-orang, sangat menyukai senja, suka mengobrol dengan cakrawala.. Hobi merenung sendirian sekedar mendengar suara jangkrik berbunyi... Suka napak tilas, karena sangat suka dengan angin.. Suka memandang Rembulan..... Sangat..sangat..menyukai Matahari...... Semangat!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Buat Mamah. . .

7 April 2012   12:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mah, gak tau mereka,
kalau di tiap lembar tempe yg digoreng ini, cerminan semangat Mamah!
Ya, kan Mah?

Bikin tempe yg enak itu gak bisa sembarangan, mulai ngirisnya, bumbuinnya, nepunginnya, sampai teknik menggorengnya, apinya, dan nungguinnya, sampai "pas"!
Begitu pula bikin pisang goreng, bakwan, empal jagung, singkong goreng!
Gak tau mereka, kalau kita pake kayu bakar, bukan kompor minyak, atau gas. Itu juga mungkin yg bikin sambel kacang kita enak! Ya, gak sich Mah?
Keringat yg bercucuran, dan lengan yg coklat ini jadi saksi!

*biar lebih dramatis, Mah. .He he he.

Mah, tau gak?
Hal-hal kecil ini, kebaikan-kebaikan yg Mamah tanamkan ini,
tanpa Mamah sadari sudah menemani kami tumbuh, berusaha jadi manusia yang gak angkuh!

Masih ingat gak, Mah?
Kita pernah hidup seperti dalam dongeng.
Kisah pembuat sepatu itu, yg hari ini dia bisa bikin sepatu dari satu koin emas yg dia punya kemarin, yang besok dia bisa bikin sepatu dari koin emasnya hari ini!
Masih inget gak, Mah?
Tapi, kita masih terus hidup sampai hari ini!

Mah, mereka ribut di sana, TNI, Brimob, ada di mana2, buat ngamanin sidang paripurna, lucu ya, Mah?
Naik ya naik aja, gak masalah kan buat kita? 4.500 jd 6.000, dapur kita akan tetap ngepul, Mah!
Seperti minyak tanah dulu, yang dari 3.000 jd 9.000-10.000, gak masalah kan?
Yang lain pake kompor gas, Mamah masih pake kompor minyak!

Mungkin mereka bilang kita bodoh, tapi mereka gak "paham" ini yg dimaksud dengan "pilihan", dan Mamah masih bikin soto yg mereka bilang enak. Ya, gak?

Akip yang paling paham bhs promosi, manajemen, keuntungan!
Kalau Mamah, biasanya sambil tersenyum ramah "mau makan apa", yang slalu ngangap mereka anak sendiri! Mungkin ada sampai sekarang cashbon mereka yang belum dibayar.
Mamah bilang, biar aja lo suatu hari nanti kami susah, biar tetep ada tangan yang menggandeng kami.
Mamah banget, dah ini!
Like, pokoknya!

Tau gak, Mah. .
Ini kebaikan-kebaikan kecil  yang Mamah tanamkan pada kami,
bukan soal minyak tanah atau gas, bukan soal cepat atau lambat
yg bikin "sesuatu" itu bisa "pas", tapi "keyakinan"!

Satu lagi, Mah!
Mamah yang ngajarin perempuan itu gak harus nunggu uang bulanan dari lakinya!
Dia tetep bisa bikin dapurnya ngepul!
Iya, kan?

Apapun yg terjadi, Mah!
Matahari, Rembulan, Angin, tetap ada di Langit rumah kita!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun