[caption id="attachment_219935" align="aligncenter" width="401" caption="Contoh PR (photo by ellys)"]
Melatih anak menulis juga saya dapati dalam beberapa PR sekolah. Pekerjaan rumahnya berupa selembar kertas dan berisi sebuah cerita sederhana (3 paragraf) lalu anak ditugaskan untuk menggambar apa yang terjadi dalam cerita tersebut dalam 4 kotak yang sudah disediakan. Jadi seperti ringkasan cerita dalam bentuk gambar. Kemudian anak juga ditugaskan untuk menuliskan pesan yang ada dalam cerita. Yang terakhir anak diberi tugas untuk membuat cerita yang memiliki pesan yang sama dalam cerita itu.
Nah, tugas yang terakhir ini yang saya pikir akan membuat anak belajar mencari ide, lalu menyusun alur dan merangkainya menjadi sebuah cerita utuh.  Perlu dicatat, bahwa di sekolah pelajaran tata bahasa  apalagi teknik menyusun tulisan tidak diajarkan secara khusus.
Alhasil Faiz bisa menghasilkan 5 paragraf dengan bahasa yang mengalir. Tata bahasanya sih belum tepat tapi harus diapresiasi bahwa dia sudah bisa membuat cerita apalagi cerita berbahasa Inggris. Cerita yang dia buat juga bukan kejadian yang sesungguhnya walaupun dia bercerita tentang dia dan kakak perempuannya. Artinya dia berimajinasi dalam tulisannya.
[caption id="attachment_219936" align="aligncenter" width="367" caption="Tulisan Faiz"]
Yang saya tahu pelajaran Bahasa Indonesia juga mirip seperti ini. Ada bacaan, lalu diberikan soal dibawahn, biasanya menyebutkan tokoh cerita, dan ringkasan. Bedanya tidak ada tugaws membuat cerita lain yang idenya sama dengan soal bacaan. Soal yang diberikan juga berupa pilihan ganda, kalau menurut saya sih kurang melatih kreativitas siswa ya..
Saya pikir cukup penting melatih anak menulis. Dengan menulis anak akan cukup punya tempat untuk menuangkan imajinasinya. Tapi juga perlu diingat bahwa kemampuan menulis juga berasal dari kebiasaan lain yaitu membaca. Tunggu apalagi, biasakan anak-anak membaca dan biarkan mereka menulis...
Salam hangat..