Mohon tunggu...
Ellys Utami Purwandari
Ellys Utami Purwandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pecinta travelling, fotografi, dan masih terus belajar dalam menulis. Mimpi terbesar adalah ingin menimba pengalaman dari berbagai belahan dunia. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Asyiknya Berlama-Lama Transit di Dua Negara Ini

4 September 2012   10:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 8500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu di dalam bandara apalagi dalam waktu yang lama tentu akan menimbulkan kebosanan selain rasa capek. Belum lagi kalau pesawatnya delay, yang ada bukan lagi rasa bosan dan capek tapi sudah ditambah rasa kesal. Biasanya saat melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat, saya menghindari jadwal penerbangan dengan waktu transit yang lama. Saya biasa mengatur waktu transit tidak lebih dari 3 jam.

Sebelum saya tinggal di Kairo, saya tinggal di Pekanbaru, setiap kali mudik ke Surabaya mau tidak mau saya harus transit di bandara Soetta, Jakarta karena tidak ada penerbangan langsung dari Pekanbaru ke Surabaya. Sampai saya nyaris hafal dengan seluk beluk bandara Ineternasional (kebanggaan) Indonesia ini, maklumlah selama 8 tahun tinggal di Pekanbaru sudah lebih dari 15 kali saya transit di sini. hehehe....

Selama tinggal di Kairo, sudah dua kali saya mudik ke Surabaya dengan menggunakan dua maskapai penerbangan berbeda dan tentu saja dengan 2 kali transit sebelum akhirnya tiba di Surabaya.

Transit di Dubai

Pertama mudik saya menggunakan Emirates, maskapai milik UAE. Pengalaman transit selama 12 jam di Dubai saya alami awal tahun 2012 lalu. Awalnya agak ragu melihat waktu transit yang kelewat lama itu, bayangan duduk manis di bandara sehingga menyebabkan kebosanan karena waktu tempuh perjalanan kami bukan hanya 2,5 jam seperti Pekanbaru ke Surabaya tapi sudah mencapai belasan jam. Kalau ditambah waktu transit 12 jam sudah terbayang capeknya.

Tapi tiket yang kami dapatkan waktu itu mengharuskan kami transit di Dubai selama 12 jam ya akhirnya mau tidak mau kami ambil karena yang booking tiket adalah kantor tempat suami bekerja. Ternyata seorang teman menginformasikan pada suami bahwa, kalau transit lebih dari 10 jam di Dubai kita boleh keluar bandara. Dan memang benar, saat tiba di bandara Dubai kami langsung menuju customer service Emirates yang berada satu area dengan loket-loket pemeriksaan imigrasi.

Dari sana kami mendapatkan pengantar untuk memperoleh visa masuk UAE gratis dari Emirates, nilainya sebesar 25 USD per orang. Tidak hanya itu, kami sekeluarga juga mendapatkan 2 kamar hotel (bintang 4) lengkap dengan shuttle bus, yang ini juga gratis dari Emirates.

Kesempatan istirahat di hotel yang hanya beberapa jam itu kami manfaatkan untuk keliling kota, karena kebetulan ada teman suami yang tinggal di Dubai dan sudah dihubungi sebelumnya untuk mengantar kami jalan-jalan.  12 jam terasa sangat singkat kalau begini...

Transit di Singapura

Pengalaman transit lama saya alami untuk yang kedua kali saat mudik lebaran kemarin. Berangkat dari Kairo tanggal 9 Agustus 2012 dengan menggunakan Singapore Airline, kali ini tidak transit di Jakarta sebelum ke Surabaya, tapi transit di Singapura selama 8 jam. Ini dia kesempatan jalan-jalan ke Singapura gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun