Mohon tunggu...
Ellys Utami Purwandari
Ellys Utami Purwandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pecinta travelling, fotografi, dan masih terus belajar dalam menulis. Mimpi terbesar adalah ingin menimba pengalaman dari berbagai belahan dunia. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tips Belanja di Grand Bazaar, Salah Satunya: Ngenyel..

7 Juni 2012   08:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:18 6411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_186304" align="aligncenter" width="407" caption="Grand Bazaar (Capalicarsi) di Istanbul"] [/caption]

Jalan-jalan atau liburan ke luar negeri buat saya tak lepas dari aktifitas shopping. Eitsss!! Bukan shopping barang-barang mewah seperti para pejabat yang sedang studi banding loh.. hehehe..  Saya juga bukan penggemar barang-barang bermerk, karena di mata saya barang-barang bermerk itu harganya di luar nalar alias nggak masuk akal. Jadi shopping ala saya ini hanya sekedar berburu barang-barang kecil seperti souvenir atau cendera mata khas negara setempat misalnya miniatur landmark, mug atau tempelan kulkas untuk dikoleksi.

Sejak sebelum berangkat berlibur, saya sudah mendapat bisikan dari orang-orang di sekeliling saya untuk membeli kerudung khas Turki yang katanya indah terutama kalau dipakai para wanita Turki (tentunya.. hihihihi...). Selain kerudung atau jilbab, saya berniat untuk membeli selembar karpet handmade Turki yang terkenal keindahannya seantero dunia.

Grand bazaar atau Capalicarsi???  Siapa yang tak mengenalnya..  Karena tempat ini sudah kondang sebagai surga belanja di Istanbul serta menjadi tempat wajib untuk dikunjungi selama di Turki. Tempat ini mirip dengan Khan el Khalili di Kairo, hanya saja Grand Bazaar lebih luas lagi tempatnya. Soal umur, Khan el Khalili Kairo jauh lebih tua yaitu berdiri tahun 1382 daripada grand bazaar Istanbul yang baru berdiri pada tahun 1455. Dari tempat saya menginap, hanya sekitar 15 menit saja jalan kaki, kalau naik tram turun saja di Beyazid. Jadi selama berada di Istanbul lebih kurang 4 kali saya bolak balik ke grand bazaar itu hehehe...

Sore itu saya hanya bertiga ke Grand Bazaar (saya, suami dan anak sulung saya), sedangkan 2 anak lainnya memilih di hotel karena kecapekan. Memasuki pintu grand bazaar, tiba-tiba kami disapa oleh seorang laki-laki Turki. "Mari lihat-lihat koleksi jaket kulit kami, mampirlah ke toko kami.." Sehari sebelumnya kami sempat mampir ke sebuah toko di Sultanahmet yang menjual jaket dan tas kulit, kami menanyakan sebuah jaket kulit,  harganya 500 TL  atau setara hampir Rp. 3 jutaan. Mahal bangetttttt...  Dan suami memang udah berniat membelikan istri tercintanya ini sebuah jaket kulit.. halaaaahhh sok pede.

Jadi ketika ada yang menawari kami untuk melihat tokonya, kami pikir kenapa nggak? Lihat-lihat dulu, kalau harga cocok dan barang bagus ya dibeli. Singkatnya kami sudah berada di toko si pria tadi, tokonya agak ke dalam letaknya. Orangnya ramah dan suguhan segelas apple tea khas Turki menjadi salah satu trik marketing mereka. Banyak macamnya dan saya tertarik dengan 1 model jaket lalu suami menanyakan harganya, mereka menawarkan jaket itu dengan harga 600 TL , 3,5 jutaan rupiah!! Memang sih jaket kulit yang saya taksir itu terlihat sangat berkualitas, baik kulit dan jahitannya. Suami yang ahli dibidang tawar menawar mencoba menawarnya 200 TL. Syareef si empunya toko cuma nyengir mendengarnya hihihihi... masa harga 600 ditawar 200?

Sambil akting keluar toko, Syareef mencegah lalu menurunkan harganya jadi 400 TL. Suami tetap bergeming dengan harga 200 nya itu. Syareef menurunkan lagi harganya jadi 350 TL lalu suami menaikkan harga tawarnya menjadi 250 TL. Dan taraaaaa..... si penjual melepasnya dengan harga 300 TL. Memang nggak murah tapi saya lihat sepadan lah dengan kualitasnya. Jadi dapat jaket kulit baru deh...

Petualangan berlanjut, saatnya berburu kerudung Turki dan beberapa souvenir untuk koleksi. Sebelum keluar dari tokonya, Syareef memberi sedikit tips belanja pada kami. Katanya, kalau belanja di grand bazaar jangan beli di toko yang letaknya di lorong utama, karena sewanya tokonya mahal jadi harga barang yang dijual juga otomatis mahal. Carilah toko yang tersembunyi dan masuklah agak ke dalam. Masuk akal juga nih tipsnya.

Benar saja kata si Syareef, saat iseng kami tanyakan harga selembar jilbab di sebuah toko yang berada tidak jauh dari lorong utama memang cukup mahal yaitu 30 TL. Iseng juga kami tawar 10 TL, si penjual malah nyengir lalu cuek hehehe...  Kerudung Turki dengan kualitas sama dengan yang kami tawar di toko pertama tadi akhirnya kami dapatkan juga dengan harga 15 TL, lumayanlah.... walaupun harus "blusukan" masuk ke lorong-lorong grand bazaar. Untung saja nggak kesasar.

[caption id="attachment_186309" align="aligncenter" width="475" caption="Di toko karpet ini saya diberi sajadah "]

13390034091399993543
13390034091399993543
[/caption]

Berikutnya karpet Turki yang handmade, yang ini akhirnya saya gagal mendapatkannya karena memang mahal banget. Selembar karpet seukuran sajadah saja harganya 600 TL, ughhh... jadi susah nawarnya karena nggak tega. Akhirnya ya nggak jadi beli, bahkan nawarpun tidak! hehehe... Tapi gara-gara kami bilang bahwa kami lupa bawa sajadah, pemilik toko karpet itu malah memberi kami selembar sajadah walaupun bukan handmade tapi sangat berkesan. Si pemilik toko itu bilang, kalau dia memang benar-benar ikhlas memberikan sajadahnya kepada kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun