Yeni Camii (New Mosque)
Letaknya berada di area pelabuhan ferry Eminonu yang menghubungkan Istanbul Eropa dengan Istanbul Asia dan dekat dengan Galata Bridge. Beberapa kali kami melewati masjid ini tanpa sempat masuk ke dalamnya. Saat malam, masjid ini akan bertambah indah karena lampu-lampu menonjolkan bentuk arsitekturnya. Seperti umumnya masjid di Istanbul, Yeni Camii ini memiliki beberapa kubah kecil dan 1 kubah besar serta 2 buah menara.
[caption id="attachment_184528" align="aligncenter" width="553" caption="Yeni Camii, foto dari Galata Bridge"]
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1597, pembangunannya memakan waktu lebih dari setengah abad. Dibangun atas perintah istri Sultan Murad III, Safiye Sultan. Arsiteknya adalah Davut Aga, salah seorang murid arsitek terkenal Turki Mimar Sinan. Namun Davut Aga meninggal dunia sebelum sempat menyelesaikan masjid ini, ini juga yang menjadi salah satu alasan lamanya pembangunan masjid selain masalah-masalah politik masa itu. Akhirnya masjid bisa diselesaikan pada tahun 1663 dan diresmikan tahun 1665.
Masjid Dolmabache
Jika kita naik tram jalur biru tua, lalu turun di stasiun terakhir Kabatas kita akan langsung melihat bangunan masjid yang berada di areal istana Dolmabache ini. Dibangun bersamaan dengan pembangunan Dolmabache Palace (Istana kesultanan Turki baru) antara tahun 1843 sampai 1856. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Abdulmecid I.
Arsitektur masjid ini sangat berbeda dengan masjid-masjid era Turki Usmani lainnya di Istanbul. Ukuran bangunannya relatif kecil, dan berbentuk geometris. dan gaya arsitekturnya sangat menonjolkan arsitektur Eropa, memiliki 2 menara dan 1 kubah. Arsiteknya adalah Karabet Balyan.
[caption id="attachment_184524" align="aligncenter" width="388" caption="Masjid Dolmabache"]
Satu masjid yang tidak kesampaian saya kunjungi dan membuat saya penasaran adalah masjid Karakoy, letaknya persis disebelah jembatan yang menghubungkan Istanbul Eropa dan Asia. Sebenarnya saya sudah berjalan ke arah yang benar, turun di stasiun T1 Kabatas, lalu berjalan menyusuri tepi selat Bosphorus. Namun karena waktu itu malam sudah semakin larut dan saya tidak juga melihat menara masjid, saya pikir saya salah arah dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke arah Sultanahmet. Padahal dari stasiun Kabatas itu saya sudah berjalan kaki lebih dari 30 menit, lumayan pegel juga tapi rasa penasaran tidak terbayar. Hmmm... nyesel juga tidak bisa mengambil gambarnya. Tapi mungkin lain kali saya akan kembali....
*sumber sejarah : Istanbul the Cradle of Civilization & wikipedia