Tidak pernah habis kata-kata untuk menuliskan sejarah tentang Mesir, tidak pula habis tinta untuk melukiskan keindahan negeri yang di sebut Ummuddunya (Ibu Dunia) ini. Sebutan sebagai ibunya dunia bukan tanpa alasan, karena sudah sejak sekitar 120 ribu tahun lalu peradaban manusia sudah dimulai di sini. Tentu saja kesuburan delta Sungai Nil lah yang menjadi landasan berkembangnya kehidupan manusia di tempat ini. Teknik pembangunan monumen seperti piramida dan kuil, penguasaan ilmu matematika, ilmu pengobatan, sitem irigasi, pertanian, arsitektur dan seni merupakan pencapaian tertinggi peradaban bangsa Mesir kala itu. Tidak salah kalau orang Mesir begitu bangga negerinya disebut sebagai ibunya dunia.
Masuknya Islam ke Mesir semakin memperkaya khasanah historis negeri ini, sehingga Mesir menjadi salah satu pusat peradaban Islam pada akhir abad 10. Islam menyentuh Mesir pada 628 Masehi ketika Rasulullah mengirim surat kepada Gubernur Maukaukis untuk mengajaknya memeluk Islam. Namun baru sekitar tahun 639 Masehi, Mesir menjadi wilayah kekuasaan Islam ketika pasukan Amr bin Ash yang berjumlah sekitar 3000-an orang memasuki Mesir dan menandatangani perjanjian damai dengan Maukaukis.
Bangunan masjid menandai tumbuhnya Islam di Mesir. Tak heran Mesir juga dijuluki sebagai The Country Thousand of Minarets (negeri 1000 menara). Setiap jengkal dapat dengan mudah kita temukan bangunan Masjid dengan gaya arsitekturnya yang menawan. Struktur bangunannya yang terlihat kokoh sehingga nampak sekali diperhitungkan dengan cermat. Buktinya masjid yang usianya ratusan tahun masih kokoh berdiri tanpa terlihat lapuk sedikitpun. Dinding masjid biasanya terbuat dari potongan batu-batu alam dengan menggunakan sedikit sekali bahan adukan.
Keselarasan artistik juga tampak diperhatikan dengan teliti. Bentuk pintu, jendela, dan kubah memang memperlihatkan ketelitian para arsiteknya. Menara yang menjadi ciri khas masjid-masjid tua di Mesir juga menunjukkan bahwa masjid dibangun dengan memperhatikan unsur keseimbangan dalam sebuah bangunan. Kalau dilihat sekilas, bangunan masjid di Mesir memiliki kemiripan satu dengan yang lain. 2 Menara kembar di pintu masuk, halaman tengah masjid yang terbuka tanpa atap, dan tempat wudhu yang terdapat di halaman tengah masjid. Walaupun demikian perbedaan tetaplah ada di beberapa bagian. Menara (minarets) yang menjadi ciri khas yang sangat kental pada masjid-masjid kuno di Mesir konon adalah menara masjid terindah di dunia.
Beberapa masjid tua yang saya kunjungi, membuat saya belajar tentang banyak hal. Tentang sejarah sudah barang tentu, tapi mengagumi karya seni arsitektur adalah hal lain yang muncul begitu saja. Walaupun belum semuanya namun inilah beberapa masjid tua di Mesir yang saya kunjungi dan berhasil saya abadikan...
1. Masjid Ibn Toulun
Ini adalah masjid ketiga yang dibangun di Mesir setelah Masjid Amr bin Ash dan masjid Askar. Salah satu masjid tertua di Mesir ini adalah satu-satunya bangunan masjid yang masih dalam bentuk aslinya. Peletakan batu pertama masjid ini pada tahun 876 Masehi kemudian selesai dibangun pada tahun 879 Masehi, oleh Gubernur Abbassid Mesir Ahmad Ibn Toulun. Masjid ini dibangun di atas sebuah bukit kecil yang dinamakan jabal Yashkur, konon di bukit inilah bahtera Nabi Nuh  sempat berhenti. Walaupun kisah ini masih diragukan kebenarannya namun orang-orang banyak yang mempercayainya.
2. Masjid Al-Azhar
Masjid yang didirikan tahun 970 Masehi pada masa kekhalifahan Fatimiyah merupakan masjid pertama di kota Kairo. Gami' Al-Azhar dalam bahasa Arab berarti masjid paling megah, nama itu diasumsikan pula  pada gelar putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra (yang bersinar). Al-Azhar merupakan institusi terkemuka di dunia bidang teologi Sunni dan syariah. Universitas terintegrasi ke dalam masjid ini sebagai bagian dari sekolah masjid.
3. Masjid Sultan Hasan
Masjid dengan arsitektur menawan ini terletak di belakang benteng Qaitbay (Qaitbay Citadel). Meski usianya sudah ratusan tahun namun kekokohan bangunan terlihat sangat jelas. Dahulu bangunan masjid ini berfungsi juga sebagai madrasah (sekolah).
4. Â Masjid Sultan Al-Ghuri
Masjid ini berada dalam kawasan yang sama dengan Masjid Al-Azhar, hanya berjarak sekitar 500 meter. Bangunan masjid memang tidak terlalu terlihat dan tidak terlalu besar seperti masjid-masjid yang lain tetapi keindahan interior masjid mampu membuat kita berdecak kagum. Masjid ini juga berada di area perdagangan tekstil yang cukup ramai.
5. Â Masjid Ar-Rifa'i
Masjid ini dibangun dalam 2 tahap yaitu pada kurun waktu tahun 1869 dan 1912. Letaknya berhadapan dengan masjid Sultan Hassan. Arsiteknya adalah Husayn Fahmi Pasha yang merupakan sepupu jauh dari Mohammad Ali Pasha.
[caption id="attachment_168811" align="aligncenter" width="486" caption="Interior Masjid Rifa'i"]
6. Â Masjid Muhammad Ali Pasha
Masjid bergaya arsitektur Turki ini berada di dalam Qaitbay Citadel. Dibangun antara tahun 1830 sampai dengan 1848 Masehi. Arsiteknya adalah Yusuf Bushnak dari Istanbul, Turki. Bangunan masjid yang menjulang terlihat sangat indah karena letaknya yang berada di ketinggian.
Itu adalah sebagian masjid tua di Mesir, di Kairo khususnya yang masih kokoh berdiri hingga saat ini dengan arsitekturnya yang indah. Sebenarnya masih banyak lagi masjid-masjid di Mesir yang belum saya kunjungi dan belum saya ceritakan di sini. Mungkin lain kali akan saya akan mengunjungi dan menuliskannya lagi. Wisata sejarah semacam ini adalah kegiatan menyenangkan yang menambah pengetahuan sejarah saya.
Salam dari Negeri Seribu Menara......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H