Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Unsur Penipuan dan atau Kejahatan dalam Lowongan Kerja Bukan Barang Baru!

13 September 2024   10:22 Diperbarui: 13 September 2024   16:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Amidi

Dengan semakin banyaknya jumlah pengangguran, maka semakin sulit calon pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan. Sudah melamar ke sana ke mari, kesempatan kerja pun belum didapatkan.

Jumlah pengangguran, secara umum trennya terus meningkat, apalagi bila dihubungkan dengan setiap tahun bahkan terkadang berkali-kali Perguruan Tinggi (PT) mewisuda tamatannya, sehingga pengangguran terdidik ini terus bertambah.

Modus Penipuan dan Kejahatan.

Seiring dengan meningkatnya jumlah pencari kerja, semakin banyak persoalan yang dihadapi dalam dunia pencari kerjar. Ada yang di tipu, ada yang dirundung, ada yang kena tindakan kejahatan, tindakan pelecehan, tindakan tidak manusiawi dan kejahatan lainnya.

Sebetulnya, penipuan dan atau kejahatan terhadap pencari kerja ini, bukan barang baru, bukan fenomena baru, bukan tindakan baru-baru ini saja, tetapi ia sudah merupakan "lagu lama yang terus mengalun".

Disitir oleh Kompas.id, 06 September 2024 bahwa dunia tipu-menipu dalam lowongan kerja palsu makin marak. Diberitakan bahwa komplotan penipu menyusup dalam dunia lowongan kerja. Berbagai jebakan mereka siapkan untuk memperdaya, hingga memungut uang para pencari kerja.

Misalnya di salah satu kota besar diberitakan bahwa ada seorang yang melamar kerja, diminta sejumlah uang berkali-kali, namun dalam penantian, ia tidak dipanggil kerja, dengan kata lain, ia tidak dipekerjakan, walaupun sudah memberi uang sebagai syarat ini dan itu tersebut. (Inews.co,id, 21 Juli 2020).

Kemudian jauh sebelumnya, pernah kita dengar bahwa ada seorang yang mau melamar menjadi peserta salah satu acara televisi dalam rangka pencarian bakat untuk menjadi "penyanyi", pelamar ada yang kena bully, ada yang kena perbuatan tidak manusia, tidak etis, mengangkangi kehormatan, dilecehkan dan lainnya. Padahal itu bukan lowongan kerja sebagaimana lazimnya lowongan kerja permanen yang menjamin pelamar untuk bertahan hidup.

Mengapa mereka sampai bisa diperlakukan seperti itu? Karena suatu yang diburu mereka, walaupun hanya untuk menempa diri, membangkitkan bakat, namum, mereka paham betul bahwa apa yang mereka buru tersebut akan mendatangkan cuan yang tidak kecil, apabila mereka sukses. 

Bukti sudah mereka saksikan sendiri pendahulunya yang sukses, mereka mendapatkan cuan dan hadiah serta akan bisa manggung ke sana ke mari yang nota bene akan mendatangkan cuan.

Selanjutnya, tidak sedikit pula pelamar kerja, ditipu dengan gaya atau modus seakan-akan pemalar kerja dipanggil untuk mengikuti tes pada perusahaan yang dilamar pelamar kerja tersebut. Namun, tesnya dilakukan di suatu tempat atau kota yang jauh dari kota tempat pemalar kerja bermukim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun