Oleh Amidi
Beberapa tahun terakhir ini, tidak sedikit pelaku bisnis menutup unit bisnis-nya, seperti Giant, Ramayana, transmart, dan beberapa unit  bisnis lainnya. Penutupan unit bisnis tersebut, ternyata tidak berhenti pada saat itu saja, ternyata terus berlanjut sampai saat ini, walaupun tidak beruntun.
Kini, tidak lama lagi pelaku bisnis dibidang peralatan/perabot rumah tangga  yang sudah terkenal dan bergengsi yang  hadir di negeri ini yakni ACE Hardware, pun akan menutup unit bisnisnya.
Bila ditelusuri, selama ini perusahaan atau unit bisnis yang sudah terkenal dan bergengsi, ACE Hardware ini, sudah pernah melakukan penutupan gerainya. Misalnya  PT ACE Hardware menutup dua gerainya pada  31 Desmeber 2021 lalu,  Gerai di Blok M dan Surabaya, karena masa sewa sudah habis,  sudah lama berdiri, 25 tahun lebih dan  semua karyawan akan dialihkan kepada gerai yang lain (detikfinance.com, 31 Desember 2021).
Kemduian, ACE Hardware pun pernah dihadapkan pada suatu kendala perizinan, yakni ACE Hardware diindikasikan mempunyai izin bodong. Â Misalnya, ACE Hardware Mojokerto pernah disegel dan dilarang buka lantaran izin bodong (Radar Mojokerto, 4 September 2024)
Â
Tutup VS Ganti Nama.
Dalam pemberitaan di media massa, PT ACE Hardware Tbk tersebut akan ditutup. Pemaknaan di tutup, berarti unit bisnis ini akan menutup gerai yang dimilikinya. Namun, setelah mencermati keterangan dari pihak manajemen dan atau pengelola, mereka bukan tutup seperti pemaknaan tutup pada umumnya, namun tutup dalam artian tutup terlebih dahulu atau merek/brand lama "dilenyepkan" terlebih dahulu, kemudian akan dilakukan penggantian nama.
Kompas.com, 3 September 2024, PT Ace Hardware Indonesia Tbk memutuskan  berganti  nama menjadi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk disingkat AHI atau akan dipopulerkan dengan sebutan ACES. Pergantian nama ini seiirng dengan keputusan  pengendali saham perusahaan yang memilih tidak melanjutkan lisensi.
ACE Hardware adalah merek  dagang dari perusahaan asal Illinois Amerika Serikat (AS), ACE Hardware Internastional Holdings, Ltd. Di Indoensia, jaringan toko ini dioperasikan oleh Kawan Lama Group. Selain menganti nama perseroan, praktis nama jaringan ritel yang bernama ACE Hardware juga akan ditanggalkan karena merupakan bagian  dari perjanjian  lisensi yang akan berakhir pada 31 Desember 2024.
Kita patut  bersyukur, karena ACE Hardware yang ada di negeri ini bukan akan menutup gerai-gerai yang dimiliki-nya, namun sepertinya mereka tetap berdiri atau tetap beroperasi, hanya merubah kepemilikan dan atau merek/brand saja.  Semoga dengan merek/brand Indonesia ini, unit bisnis ini semakin digemari/digandrungi  oleh konsumen di negeri ini.
Â
Mengapa Demikikan?
Beralihnya merek/brand  unit bisnis dari PT. ACE Hardware ke PT. Aspirasi Hidup Indonesia Tbk tersebut, di atas sudah di sitir bahwa pihak manajemen atau pemilik tidak akan melanjutkan lisensi. ACE Hardware adalah merek  dagang dari perusahaan asal Illinois Amerika Serikat (AS), ACE Hardware Internastional Holdings, Ltd.
Lantas, ada apa atau ada indikasi apa pada ACE Hardware yang akan melakukan penutupan atau penggantian nama tersebut?. Bila di simak lebih jauh lagi, bahwa penutupan atau penggantian nama atau tidak dilanjutkannya lisensi tersebut,  mengindikasikan bahwa ACE Hardware setidaknya sudah mulai  merasa dibebani  bila  bertahan  dengan  pola lisensi, kemudian memang perkembangan bisnis yang dilakoni PT ACE Hardware akhir-akhir ini memang menunjukkan penurunan, sebagaimana unit bisnis yang lainnya, karena saat ini memang daya beli masyarakat/konsumen kelas (ekonomi) menengah sedang mengalami penurunan.
Apalagi mengingat barang yang dijual oleh ACE Hardware tersebut adalah kebanyakan barang impor, barang yang berkualitas medium ke atas, yang nota bene yang mereka "bidik" adalah konsumen kelas menengah ke atas. Sementara kelas menengah saat sedang mengalami kesulitan keuangan.
Secara kasat mata saja, kita bisa menyaksikan pemandangan yang sedikit "sepi" di gerai-gerai ACE Hardware dibandingkan sebelum pendemi. Mereka seakan-akan berupaya bagaimana mempertahankan operasionalnya. Seperti di salah satu Kota di negeri ini, Â ada ACE Hardware yang sebelumnya menyewa lokasi di Mal besar dan bergengsi, karena ada pertimbangan lain, sehingga ia tidak melanjutkan sewa pada tempat tersebut, tetapi mereka pindah pada lokasi lain yang masih berdekatan tempat lama, yang nota bene sewa-nya lebih rendah dari sewa tempat sebelumnya.
Kemudian, mereka juga dihadapkan pada persaingan oleh pelaku bisnis yang sama-sama menjual produk tersebut. Secara perhitungan pasar-nya, pendatang baru yang menjual produk sejenis tersebut, barang tentu akan mempengaruhi volume penjualan pada ACE Hardware. Misalnya, adanya toko atau gerai yang menjual bahan bangunan disertai menjual peralatan rumah tangga termasuk lampu hias dan lainnya yang juga di jual di ACE Hardware.
Jika pasar sepi, maka akan mempengaruhi ongkos operasional. Ongkos operasional yang mereka akan tanggung,  terus membesar, dan  tidak sebanding dengan volume penjualan yang ada.
Belum lagi, mereka terkadang terkendala dengan izin operasional. Tidak jarang mereka dihadapkan pada pengurusan izin yang lama dan berbelit-belit, yang nota bene akan memperbear biaya pengurusan izin tersebut. Sehingga, tidak heran jika ada salah satu ACE Hardware yang ditutup karena izin bodong.
Â
Perkembangan Bisnis Saat Ini
Bila di cermati perkembangan dunia bisnis saat ini, memang menungkinkan unit bisnis yang tadinya sudah lama berdiri, yang tadinya terlihat besar dan kokoh akan terancam tutup. Hal ini dikarenakan kondisi bisnis saat ini sedang mengalami "kelesuan", pasar cendrung sepi. Bisnis kebanyakan jalan ditempat, bahkan ada unit bisnis yang hidup segan mati tak mau.
Sampai saat ini, daya beli masih tertekan. Saat ini masyarakat/konsumen dihadapkan pada kondisi makan tabungan, pendapatan mereka turun bahkan saat ini tidak sedikit kelas menengah turun kelas menjadi miskin, karena pengeluaran yang terus membengkak, sementara pendapatan cendrung turun.
Pertumbuhan ekonomi yang tidak bisa di  "genjot" lebih dari 5 persen. Kondisi ekonomi yang dirasakan sulit, yang diindikasikan pertumbuhan ekonomi bertengger pada angka 5 persen-an  per tahun juga membuat unit bisnis "ketar-ketir".  Pertumbuhahn ekonomi yang disumbang/didominasi oleh pengeluaran masyarakat alias konsumsi tersebut, sepertinya sulit untuk di "push" karena daya beli masyarakat saat ini sedang menurun.
Â
Langkah Antsipasi.
Untuk menggairahkan pasar, untuk membantu kelas  menegah dan bawah yang sedang kesulitan keuangan tersebut, perlu diberikan incentif oleh pemerintah. Berbagai jenis bantuan sosial masih perlu ditersukan (asal jangan dipolitisasi), berbagai kegiatan filantropi bagi pihak yang kelebihan dana perlu digencarkan.
Mempermudah perizinan bagi pelaku bisnis di negeri ini sangat diperlukan sekali, agar mereka tidak menanggung beban yang terlalu besar. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang merupakan layanan perizinan dan non perizinan yang didirikan beberapa tahun yang lalu, harus benar-benar dapat memberi kemudahan dalam perizinan tersebut.
Perlu langkah menekan angka pengangguran dengan mendorong invesatsi padat karya, dan atau penciptaan lowongan kerja baru serta menggalakkan berdirinya "hilirisasi" atau industri-industri yang akan banyak menyerap tenaga kerja.
Regulasi yang mengatur unit bisnis agar berjalan lancar, sehat dan kuat, sangat diperlukan. Jika regulasi yang ada belum menyentuh pada substansi yang diharapkan, perlu diperbaharui. Selektifitas terhadap perusahaan asing yang akan masuk juga menjadi penting untuk dilakukan.
Terakhir perlu mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan adanya upaya mengembalikan masa kejayaan perekonomian  Indonesia, mutlak harus dilakukan. Untuk mewujudkan itu semua, ditunut komitmen dan kemauan keras semua pihak serta harus "mengedepankan" kepentingan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H