Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambut Kemerdekaan: Antara Hiburan, Cuan, dan Nilai Kemanusiaan

17 Agustus 2024   13:19 Diperbarui: 18 Agustus 2024   05:21 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Oleh Amidi

Selama ini tanpa disadari bahkan sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap kali kita menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) termasuk HUT RI ke 79 tahun 2024 ini,  berbagai perlombaan kita lakukan, mulai makan kerupuk, sampai memanjat batang pohon pinang.


Kita lupa bahwa aspek hiburan yang kita tonjolkan tersebut justru terkadang mengikis nilai-nilai kemanusiaan. Bila disimak,  pelaku atau objek atau peserta lomba pun tidak menyadari bahwa lomba tersebut mengikis nilai kemanusiaan  mereka.

 

Lomba Cendrung "Menyusahkan".

Bila dicermari ajang lomba yang kita tawarkan/suguhkan kepada peserta lomba terkadang "menyusahkan" atau "menyulitkan" peserta lomba untuk melaksanakan kegiatan/aktivitas lomba tersebut.

Misalnya, lomba makan kerupuk. Peserta harus menunduk-nundukkan kepala sambil memoncongkan mulut untuk meraih kerupuk yang kita gantung dengan media tali tersebut. Terkadang setelah kerupuk berhasil dijangkau/dimakan, peserta harus memburu kerupuk sampai habis, sehingga mulut peserta kelihatan penuh dengan kerupuk, karena belum sempat di telan harus  mengunyah lagi.

Begitu juga dengan lomba lari karung, lomba membawa lari   kelereng yang diletakkan di atas sendok yang di gigit  tersebut, hal tersebut dilakukan berulang (pulang-pergi) dengan jarak tertentu. Kesemuanya memerlukan pengorbanan dan harus "gigih" agar dapat memenangkan perlombaan. Sehingga tidak jarang dalam pelaksanaan lomba, terkadang peserta "cedera" dan celaka dalam bentuk lainnya.

Kemudian ada yang lebih seru lagi adalah, lomba memanjat batang pohon pinang  untuk mendapatkan sesuatu yang senagaja diletakkan di atas batang pohon pinang tersebut. Dengan semakin menarikknya hadih yang digantungkan di atas batang pohon pinang tersebut, semakin "seru" ajang memanjat  batang pohon pinang tersebut.

Peserta, diberi tantangan yang tidak ringan, karena batang pohon pinang yang dijadikan media untuk memanjat tersebut "dilicini dengan oli", sehingga, peserta yang akan memanjat  batang pohon pinang tersebut tidak mudah, perlu perjuangan, perlu tenaga, perlu startegi dan perlu keberanian, agar berhasil memanjat smapai ke atas/ ke ujung batang pohon pinang, sehingga dapat menjangkau hadiah yang telah disediakan.

Tidak hanya itu, dalam ajang lomba memanjat batang pohon pinang tersebut, terkadang dikalangan peserta timbul "cedera", timbul kecelakaan, karena batang pohon pinang roboh, sehingga membuat peserta atau orang yang memanjat batang pohon pinang ikut  terjatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun